TEORI MUSIK UNTUK MUSISI, PERLUKAH?. Apakah seseorang memerlukan teori untuk sekedar memainkan musik ataupun terlibat dalam segala aktivitas musikal? Karena di satu sisi, aktivitas musikal mempunyai bobot penenkanan yang besar justru pada praktik.
Tetapi, pertama-tama, sebenarnya apakah teori itu dan apa fungsinya?
Secara sederhana teori bisa diartikan sebagai seperangkat penjelasan yang menerangkan suatu kasus, fenomena, ataupun hal-hal di sekitar kita, yang diuraikan secara sistematis dalam arti memiliki kejelasan sebab-akibat antara penjelasan yang satu dengan yang lain.
Jadi fungsi utama dari teori adalah untuk menjelaskan bagaimana atau mengapa sesuatu bisa terjadi.
Begitu juga dengan teori musik, berfungsi untuk menjelaskan bagaimana fenomena musikal tertentu bisa terjadi. Misalnya, pada kasus musik tentang genre musik.
Genre di satu sisi memang memiliki penekanan yang besar pada aspek sosial-kultural, karena genre musik tertentu tidak hanya menyiratkan soal musiknya saja, tetapi juga bagaimana cara berkomunikasi antara penonton dengan musisi dalam pentas, gaya berpakaian, dan lain sebagainya.
BACA JUGA : MUSIK KAMAR DAN GAIRAH MUSIK KLASIK
Namun, di sisi lain setiap genre musik juga memiliki kecenderungan atau karateristiknya secara musikal.
Misalnya pada musik rock. Biasanya musik rock menggunakan ketukan 4/4, dengan progresi akor yang berat, dengan timbre yang kasar dan tajam, kontur melodi pada vokal yang cenderung datar, dan lain sebagainya.
Demikianlah, genre musik rock dibentuk menurut karateristik musikalnya.
Dalam uraian di atas, bagaimana karateristik musik rock bisa terbentuk telah dijelaskan. Dengan kata lain, penjelasan di atas adalah teori sederhana tentang bagaimana musik rock bisa terbentuk.
Lalu bagaimana dalam kasus memainkan musik?
Apakah untuk bisa memainkan sebuah musik, seorang pemain musik perlu memiliki bekal pengetahuan teoritis?
Dalam kasus memainkan musik yang sudah jadi secara bentuk dan konsep, secara sederhana, seorang pemain hanya dihadapkan pada dua isu.
Yang pertama terkait isu teknis untuk mengeksekusi bunyi dan yang kedua terkait pengaturan berbagai parameter suara dalam rangka membentuk ekspresi.
Dalam mengatasi isu teknis yang sulit, hari ini sudah banyak penjelasan yang bisa menjadi petunjuk bagi pemain untuk melatih teknik permainan musik tersebut secara efisien dan efektif.
Namun, selain itu, bagaimana membunyikan musik sesuai parameter musikal yang pas juga agaknya memiliki kerumitan tersendiri.
Memang tidak dapat dipungkiri, bagaimana ekspresi musikal yang paling ideal harus dibentuk adalah hal yang relatif bagi setiap orang, setiap pemain, setiap penonton, atau bagi komponis yang membuat karya musik.
BACA JUGA : EKSPRESI MUSIKAL DAN CELAH KREATIF MUSISI
Namun, juga tidak bisa dielakan bahwa pada kenyataannya perbedaan ekspresi musikal dalam permainan satu lagu tertentu dari bermacam-macam musisi di waktu dan tempat yang berbeda sesungguhnya hanyalah varian-varian kecil dari kecenderungan yang umum diterapkan.
Beberapa sumber telah mengkonfirmasi terkait hal ini.
Ada yang menjelaskan bahwa kecederungan tersebut bisa terjadi karena 1. Selera yang dibentuk melalui gerakan sosial Historical Informed Performance (H.I.P), media, dan diperkuat oleh industri rekaman (sekarang termasuk berbagai platform digital mendengarkan musik), 2. Cara pengetahuan musik dibagikan, di mana murid menirukan permainan gurunya (gaya padepokan). 4. Pengetahuan musikologi tentang struktur musik 4. Musik dilihat sebagai sesuatu yang naratif.
Sehingga dari kecenderungan yang umum itu, tentunya ada juga penjelasan-penjelasan yang bisa digunakan untuk menjelaskan bagaimana ia bisa terbentuk.
Misalnya, teori bentuk musik, sejarah (konvensi stilistik), kontrapung, harmoni.
Memang, teori musik di atas tidak menjelaskan bagaimana seorang pemain mesti mengatur parameter musik yang ideal. Namun melalui pemahaman teoritis semacam itu, dan dilengkapi dengan asosiasi-asosiasi lain (mengingat musik dilihat sebagai sesuatu yang naratif), seorang pemain bisa mendapat kejelasan bagaimana ia mesti memainkan sebuah score musik.
Tetapi, banyak juga pemain yang mengaku bisa mengatur bagaimana ia mesti memainkan suatu score musik tanpa perlu repot dengan pemahaman score secara teoritis. Namun lebih karena terbiasa mendengarkan jenis-jenis musik yang sama dan dari petunjuk guru.
BACA JUGA : CARA MEMULAI LATIHAN MENDENGARKAN MUSIK KLASIK
Namun kemungkinan, ada beberapa resiko yang bisa dialami pemain yang hanya mengandalkan naluri intuitif. Misalnya pemain tersebut bisa melewatkan banyak detail musikal yang sesungguhnya bisa diekplorasi lebih jauh berdasarkan kaidah kompositoris suatu repertoar (baca: menampakan secara auditif ide musikal yang diinginkan komponis pada repertoar tersebut).
Atau, ia akan menjumpai kesulitan ketika mesti memainkan sebuah repertoar yang memiliki bahasa musikal yang jarang ia jumpai. Seperti perbedaan yang terdapat pada masing-masing periode musik. Terlebih mulai abad awal modern hingga kini ada begitu banyak perkembangan bahasa musikal komposisi.
BACA JUGA : BAHASA MUSIK DAN MACAM-MACAMNYA
Jadi, teori musik dalam hal ini bisa membantu pemain dalam mengidentifikasi ide-ide musikal pada score musik untuk kemudian diwujudkan menjadi bunyi musikal yang konkrit. Untuk itu, sebagai pemain musik alangkah baiknya apabila ia memiliki bekal pengetahuan dan pemahaman teoritis.
13 April 2021
Abstraksi Magazine ini memuat wawasan mendasar tentang pelaku-pelaku musik, khususnya pendengar dan pemain musik, serta hal-hal yang mereka lakukan dalam kegiatan musikal.
Dukung kami untuk menghasilkan konten-konten berbasis pengetahuan yang berkualitas.