MENGAPA ORANG MENDEGARKAN MUSIK. Mungkin mendengarkan musik adalah kegiatan yang banyak digemari dan hampir dilakukan oleh setiap orang, sehingga bertanya mengapa seseorang mendengar musik malah terdengar ganjil.
Tetapi di sisi lain, banyak dari peneliti yang justru sangat tertarik dengan pertanyaan tersebut, ‘mengapa kamu mendengakan musik?’ dan ‘mengapa musik yang itu?’
BACA JUGA : MENDENGARKAN MUSIK ATAU MENGAPRESIASI MUSIK?
Telah banyak kajian yang dilakukan untuk menjawab pertanyaan ini. Jawaban atas persoalan tersebut mengandaikan adanya fungsi, tujuan, bahkan preferensi yang membuat seseorang memilih musik apa yang akan didengarnya.
Menurut Berlyn (1971), musik yang cenderung banyak didengarkan orang adalah musik yang memiliki tingkat kompleksitas dan familiaritas menengah.
Konecni (1982) menambahkan bahwa preferensi musikal orang akan berbeda-beda mengikuti lingkungan sosial, emosional, kondisi kognisi ketika melakukan aktivitas dan mood.
Pada studi tersebut, faktor lingkungan sosial-kultural menjadi yang paling utama dalam mempengaruhi musik apa yang seseorang dengarkan.
BACA JUGA : MANFAAT POSITIF MENDENGARKAN MUSIK
Namun penjelasan dari beberapa studi awal tersebut dirasa terlalu menekankan perspektif sosial, sehingga melewatkan faktor yang lebih individual.
Jika demikian, apakah dapat disimpulkan bahwa preferensi seseorang selalu berubah seturut berubahanya lingkungan sosial seseorang?
Ada sebuah teori yang menjelaskan bahwa bagaimana kecenderungan preferensi musik seseorang berkaitan dengan umur.
Pada fase kanak-kanak dan remaja, lingkungan sosial memang menjadi faktor yang paling dominan. Dari beberapa kajian dapat disimpulkan bahwa mendengarkan musik pada fase ini berkaitan dengan identitas sosial, pembentukan pribadi, dan relasi interpersonal (Boal-Palheiros dan Hargreaves, 2001).
Sebagai contoh, mengapa seorang remaja mendengarkan musik genre tertentu adalah hanya karena teman sepermainannya juga mendengarkan genre atau kelompok musik yang sama.
Atau, alasan mengapa tidak mendengarkan musik tertentu bukan karena seseorang tidak suka, namun karena musik yang dirujuk itu tidak sesuai dengan preferensi kelompok sepermainannya.
Menurut Leblanc (1991) terdapat fase di mana seseorang akan mencapai preferensi yang lebih konsisten, lebih tepatnya ketika seseorang memasuki fase Universitas. Universitas dianggap menyediakan lingkungan yang lebih aman bagi individu untuk dengan bebas menentukan pilihannya sendiri.
Dalam fase ini anak muda memasuki masa transisi menjadi manusia dewasa dan preferensi yang terbentuk pada fase ini bersifat lebih permanen jika dibandingkan fase sebelumnya yang lebih banyak dipengaruhi lingkungan pergaulan atau keluarga.
Karena itu studi lanjutan dari Herbert (2012) mencoba mengungkap fungsi apa saja yang membuat seseorang mendengar musik dari sisi yang sepenuhnya individual. Di antaranya gairah, melepaskan diri dari rutinitas, relaksasi, perasaan terhubung, emosi dan mood, eksplorasi emosi dan pengalaman multimedia.
Bagi remaja dan orang dewasa, mendengarkan musik merupakan sesuatu yang cukup penting mengingat banyaknya waktu yang mereka habiskan dalam sehari untuk mendengarkan musik. Namun dua kelompok umur tersebut memiliki kecederungan preferensi yang berbeda.
Di sisi lain, beberapa faktor lain seperti industri musik global dan latar belakang pendidikan seseorang juga turut menjadi faktor yang mempengaruhi.
Studi yang dilakukan Gurgen (2016) terhadap mahasiswa (rata-rata umur 23), diketahui bahwa preferensi keluarga tidak berdampak pada pembentukan preferensi musikal partisipan. Melainkan industri musik dan kelompok permainan yang memiliki pengaruh lebih banyak dibandingkan keluarga.
Terdapat tiga kategori alasan yang membuat sesorang lebih memilih mendengarkan musik tertentu, di antaranya “kenikmatan”, kondisi emosional, dan lingkungan sosial terdekat. Diketahui bahwa alasan ‘kenikmatan’ menjadi alasan yang paling dominan.
Di samping semua itu, seperti yang telah diperkirakan, latar belakang pendidikan musik formal seseorang turut mempengaruhi preferensi musik seseorang. Mereka yang berlatar belakang pendidikan musik cederung memberi penekanan pada aspek-aspek teknis seperti struktur harmonik, ritmik, scale, virtuositas musisi, dan seterusnya.
BACA JUGA : DILEMA PENDIDIKAN MUSIK INDONESIA (1945-2007)
Namun, meskipun terdapat sekian banyak faktor mengapa seseorang mendengar musik, kebanyakan peneliti setuju bahwa alasan paling utama adalah untuk memenuhi kebutuhan emosi: mengaktifkan, mengubah, menguatkan, dan meringankan gejala emosi.
24 Juni 2022
Judul asli: Social and Emotional Function of Music Listening: Reasons for Listening to Music
Tahun: 2016
Karya: Elif Tekin Gurgen
Sumber: Eurasian Journal of Educational Research, 66, 229-242
Panduan ini memuat wawasan mendasar tentang latihan beserta langkah-langkah penerapan cara berlatih yang efisien dan efektif untuk memperoleh keterampilan musikal yang optimal.
Dukung kami untuk menghasilkan konten-konten berbasis pengetahuan yang berkualitas.