MENDENGARKAN MUSIK ATAU MENGAPRESIASI MUSIK?. Barangkali kita sering dibingungkan dengan apa yang membedakan antara mendengarkan musik dan mengapresiasi musik. Di bawah ini akan dibahas bagaimana kedua kegiatan ini berbeda satu sama lain, khususnya jika dilihat dari sikap dalam mendengarkan.
Musik boleh dibilang hampir selalu ada di manapun kita berada. Itu bisa terjadi berkat kehadiran teknologi rekaman serta layar pintar yang kita genggam kemanapun kita pergi. Lengkap dengan alat penutup telinga yang fungsinya justru untuk mendengar.
Hanya saja, alat itu memungkinkan orang mendengarkan musik dalam cara yang sangat individual, hanya untuk diri sendiri, tanpa perlu membuat polusi akustik bagi orang lain.
Semua teknologi itu memungkinkan kita mendengarkan musik sesuka hati di manapun kita berada dan kapanpun kita mau.
Bandingkan misalnya dengan zaman Mendelssohn yang mengharuskan ia berkompetisi berebut ruang akustik dengan tetangga sebelah kamarnya seorang pianis amatiran.
Yang satu terganggu karena jeleknya permainan piano, yang satu terganggu karena muak dengan pengulangan terus-menerus sekaligus eksperimen musikal yang tidak jadi-jadi.
Di samping teknologi yang memungkinkan penggunaan musik secara individual itu, ada juga speaker penghasil suara yang biasa digunakan di tempat umum. Memungkinkan sebuah musik diputar untuk didengarkan banyak orang. Salah satu tanda bahwa orang merasa musik tertentu harus didengarkan ramai-ramai (?).
Namun sejauh apapun perubahan cara mendengarkan musik karena teknologi, pada dasarnya sikap-sikap mendengarkan musik cenderung tidak banyak berubah sejak dahulu.
Di setiap lingkungan kultural, kedudukan dan pemfungsian seni suara memang berbeda-beda. Namun dalam perkembangan sejarah kebudayaan di Barat, beberapa cara mendengarkan yang ada tercakup seluruhnya.
Mulai dari musik untuk hiburan rakyat, musik untuk ritual peribadatan, hingga musik untuk didengarkan secara khusus terpisah dari kegiatan lainnya. Meskipun apakah mungkin bisa benar-benar terpisah atau tidak rasanya juga sulit ditentukan secara pasti. Terbukti dari panjangnya perdebatan filosofis mengenai ini.
BACA JUGA : APA YANG KITA DENGAR DI MUSIK?
Penyebutan musik hiburan di sini hanya digunakan untuk membedakan kegiatan musik dari sisi penggunaannya. Yaitu, sebagai musik yang kita gunakan untuk kepentingan hiburan atau mencari kesenangan. Misalnya menggunakan musik untuk memeriahkan acara pesta, untuk menemani perjalanan jauh, untuk belajar, untuk meningkatkan suasana hati, dan seterusnya.
Dalam kegiatan itu, orang tidak perlu bersusah payah mengarahkan perhatian atau berkonsentrasi terhadap musik yang sedang diaminkan atau diputar. Seperti yang banyak dilakukan orang dalam menggunakan musik-musik pop misalnya?
BACA JUGA : MANFAAT POSITIF MENDENGARKAN MUSIK
Sedangkan mendengar musik secara khusus, yaitu terpisah dari kegiatan lainnya, berarti mendudukan musik sebagai pusat perhatian.
Yaitu kondisi di mana kita mendengar musik dengan penuh konsentrasi, mengamati aspek-aspek intrinsik yang terkandung dalam musik sendiri.
Tidak menutup kemungkinan, sikap mendengar yang demikian juga bisa menjadi cara menghibur diri. Khususnya sejauh seseorang dapat mencapai kesenangan dari kegiatan semacam itu.
Biasanya kegiatan semacam ini disebut dengan active listening atau mendengar musik secara aktif. Kegiatan semacam itu juga boleh kita sebuat sebagai kegiatan apresiasi musik.
BACA JUGA : CARA MEMULAI LATIHAN MENDENGARKAN MUSIK KLASIK
Namun entah dengan sikap mendengarkan yang dipraktikan di tempat lain. Apakah sikap mendengarkan musik secara khusus itu ada dan menjadi laku kuktural di tempat lain? Bagaimana dengan di sini?
Biasanya sikap mendengarkan yang demikian dilakukan dalam praktik pertunjukan musik seni Barat (musik Klasik, serta yang merupakan lanjutan darinya, yaitu musik Kontemporer).
Sikap mendengar yang demikian menjadi tuntutan dalam praktik musik seni Barat karena orientasi penciptaan musiknya sendiri bertujuan menawarkan konsep-konsep artistik dan kreativitas yang tinggi.
Khususnya sejak Wagner mencetuskan dan menerapkan keinginannya itu pada para pendengar saat menonton karya-karya musiknya.
Wagner ingin mereka bisa mengerti keindahan sekaligus kompleksitas atistik yang ia terapkan pada musik-musik buatannya.
Hingga sekarang sudah banyak sekali eksperimen-eksperimen artistik yang telah dilakukan para komponis sejak dahulu. Namun penjelasan soal ini akan dibahas lebih lanjut di tempat lain, khususnya yang berkaitan langsung dengan praktik komposisi.
Worksheet ini bertujuan untuk membantu kita agar lebih peka terhadap element-element utama musik ketika kita mendengarkan musik.
Dukung kami untuk menghasilkan konten-konten berbasis pengetahuan yang berkualitas.