FAKTOR PENYEBAB DEMAM PANGGUNG. Bagaimana seseorang menyikapi dan menyiasati kondisi-kondisi yang erkaitan dengan konser akan menentukan tingkat kecemasan yang dialami. Dalam kondisi-kondisi tertentu mereka akan melihat pentas atau konser sebagai suatu anacaman hingga menyebabkan munculnya kecemasan yang sulit diekendalikan. Lantas apa saja dan bagaimana hal-hal itu bisa memicu demam panggung yang dialami para musisi itu? Simak penjelasan di bawah ini . . .
Kecemasan dialami ketika seseorang berada dalam situasi yang genting dan merasa terancam.
Kecemasan muncul karena beberapa faktor internal dari dalam diri sendiri atau karena kondisi eksternal dan tuntutan keadaan.
Lebih jauh, kecemasan panggung berkaitan erat dengan cara berpikir, sikap, keyakinan, keputusan, dan tujuan musisi ketika berhadapan dengan pentas.
Berikut ini adalah beberapa penyebab munculnya kecemasan atau demam panggung yang seringkali dialami para pemain atau musisi.
Apa itu kecemasan panggung?, Baca di sini: “Kecemasan Panggung“
Musisi atau pemain sendiri seringkali merupakan sumber penyebab dari demam panggung yang mereka alami.
Dikatakan bahwa setiap orang punya kecenderungan merasa cemas. Sehingga musisi rentan terhadap kecemasan panggung.
Anggapan ini menunjukan kalau kecemasan itu merupakan suatu bawaan yang melekat dalam setiap diri manusia.
Kenapa setiap orang punya kecenderungan ini tidak lain sebabnya adalah proses evolusi. Di mana rasa cemas diperlukan manusia untuk ketahanan hidup.
Sehingga sifat itu dikembangkan dalam diri manusia dan terekam secara genetik.
Bentuk-bentuknya:
BACA JUGA : 5 LANGKAH SUKSES MENITI KARIR SEBAGAI MUSISI
Ada ciri kepribadian yang secara umum berkaitan dengan tingkat kecemasan seseorang.
Kepribadian introvert, misalnya, adalah kepribadian di mana seseorang cenderung fokus terhadap perasaan internal dalam dirinya sendiri.
Biasanya memiliki sedikit teman, cenderung lebih berhati-hati, dan tidak terbuka soal perasaan.
Orang dengan kepribadian introvert biasanya juga memiliki kecederungan neuroticism, fobia sosial, dan emosinya tidak stabil.
Musisi dengan kepribadian introvert, fobia sosial, dan neuroticism biasanya cenderung mengalami kadar kecemasan panggung yang tinggi.
Perfeksionis juga merupakan salah satu sifat yang menjadi sebab kecemasan.
Perfeksionis adalah kecenderungan ekspektasi diri yang tinggi dan seringkali tidak realistis.
Biasanya orang yang perfeksionis cenderung memperhatikan sekali kesalahan-kesalahan kecil.
Sehingga mereka cenderung fokus pada kekurangan dan kesalahan yang terjadi.
Dalam latihan, kecenderungan ini tentu sangat membantu untuk evaluasi dalam meningkatkan keterampilan.
Tetapi dalam situasi pentas, kecenderungan ini tidaklah masuk akal.
Karena sedikit kesalahan tidak akan mengacaukan pengalaman orang dalam mendengarkan musik yang dimainkan.
Tetapi seringkali musisi yang perfeksionis cenderung terlalu fokus ingin bermain tanpa cacat hingga melalaikan tujuan pentas sendiri.
Yaitu untuk memainkan musik dengan ekspresif di hadapan pendengar.
Kecenderungan perfeksionis bisa merugikan karena bisa menyebabkan over thinking dan mengacaukan pikiran ketika pentas.
Misalnya musisi menjadi yakin kalau dia bisa lupa dan berhenti saat memainkan musik. Sehingga terlihat bodoh di hadapan para penonton.
Sumber kedua penyebab kecemasan adalah situasi dan kondisi-kondisi dalam pentas yang tidak bisa dikontrol oleh musisi.
Sehingga musisi bisa merasa terancam karenanya dan menjadi cemas berlebih.
Salah satunya adalah kehadiran penonton.
A. Siapa yang Menonton?
Kehadiran penonton seringkali dirasa mengintimidasi pemain.
Entah karena berpikir kalau penonton yang datang adalah orang yang dicintai, atau musisi yang ahli, juri, dan seterusnya.
Artinya kecemasan yang dialami musisi karena penonton disebabkan karena kekhawatiran tidak bisa memenuhi ekspektasi para penonton yang datang itu.
Selain itu, jumlah banyaknya penonton yang datang seringkali turut mempengaruhi tingkat kecemasan yang dialami musisi.
B. Jumlah Penonton
Semakin banyak jumlah penonton, kecemasan yang dialami bisa semakin hebat.
Selain itu, siapa yang menonton juga ikut mempengaruhi kecemasan yang dialmi musisi.
Kalau ada penonton penting, katakanlah pemain lain yang dianggapnya hebat atau guru dan siapapun yang dirasa penting, juga bisa menjadi sebab kecemasan musisi ketika pentas,
C. Formasi Pentas & Rekan Musisi
Banyak musisi merasa semakin banyak rekan dalam formasi pentas, maka kecemasan yang dialami musisi relatif lebih rendah.
Sedangkan formasi pentas yang dirasa paling menegangkan dan membuat stress biasanya adalah solo performance atau pentas solo.
BACA JUGA : ASCOLTATE 34 : RESITAL SOLO PIANO PRISCA NADA
Sumber ketiga penyebab kecemasan panggung tidak lain adalah tantangan memainkan repertoar sendiri.
Menguasai tuntutan teknik dalam sebuah repertoar bisa menghabiskan seluruh waktu latihan. Bahkan terkadang musisi sampai lalai dengan ekpresi musiknya.
Jika tuntutan teknik yang terkandung dalam repertoar melebihi kemampuan musisi, maka penguasaan teknis akan terkendala dan terasa sangat sulit.
Memang dalam rangka latihan, memainkan repertoar dengan tantangan teknis yang tinggi diperlukan untuk mendorong musisi dalam meningkatkan keterampilan tekniknya.
Tetapi pemilihan repertoar yang tantangan teknisnya melampaui kapasitas musisi sendiri tidaklah masuk akal jika untuk kepentingan konser.
Karena alasan ini, terkadang musisi atau pemain merasa tidak cukup waktu untuk melatih dan menguasai teknik hingga konser atau pentas dilaksanakan.
Karena merasa kurang siap dengan kemampuan yang diperoleh dari latihan, maka kecemasan muncul saat pentas.
Seringkali kegagalan dan ketidakpuasan musisi ketika pentas disebakan karena mereka merasa tidak bisa menampilkan musik dengan maksimal.
Salah satu penyebabnya adalah karena demam panggung yang mengganggu dan membatasi kemampuan diri untuk memainkan musik.
Karena itu, supaya kemungkinan berhasilnya konser semakin besar, kecemasan panggung harus diatur atau dikendalikan.
Untuk mengantisipasi dan meminimalisir resiko yang diakibatkan demam panggung atau kecemasan berlebih, musisi mesti mengetahui caranya menangani kecemasan itu.
Untuk mengetahui bagaimana caranya, simak penjelasannya di sini: “Mengatasi Demam Panggung”
Abstraksi Magazine ini memuat wawasan mendasar tentang pelaku-pelaku musik, khususnya pendengar dan pemain musik, serta hal-hal yang mereka lakukan dalam kegiatan musikal.
Dukung kami untuk menghasilkan konten-konten berbasis pengetahuan yang berkualitas.