Apa Yang kita Dengar di Musik ?. Jika kita membicarakan musik atau berdiskusi membahas musik, sebenarnya apa yang kita bicarakan?
Bisa saja kita dan teman-teman kita mengatakan :
“Wah musiknya bagus ya”, “Wah suasananya asik nih”, “Wah saya suka sama musiknya ini nih”. “Damn, gilaaa musiknya enak banget…mau die dengernya…”
Tapi kalau kita tarik mundur dan merefleksikan semua yang dibicarakan itu, sebenarnya apa yang kita bicarakan?.
Bagi saya membicarakan musik berarti kita membicarakan unsur-unsur yang membuat musik itu ada.
Walaupun nantinya akan bersinggungan erat dengan aspek-aspek yang berada diluar musik itu sendiri.
Sering kita membicarakan musik yang dimana itu rata-rata efek dan konsekuensi dari unsur-unsur parameter musik itu sendiri misalnya :
Wah musik ini cocok sekali kalau sedang hujan, senja dan minum kopi. Ini musik paling cocok untuk belajar.
Dan fungsi-fungsi musik lainnya untuk capaian tertentu.
Ada beberapa pandangan mengenai apa itu unsur musik. Tapi disini saya akan membahas unsur musik secara material.
Dalam arti unsur-unsur satuan material yang membangun musik itu sendiri.
Jika tidak ada salah satu komponen itu, kita tidak akan mendengarkan musik.
BACA JUGA : SEBUAH PANDUAN UNTUK MENDENGARKAN MUSIK
Unsur pertama adalah Pitch. kedua, Duration/ritme. ketiga, itu Volume atau dinamik dan Keempat adalah Timbre..
Oke, saya akan menjabarkan secara ringkas definisi dari unsur-unsur tersebut..
Apakah dengan semua unsur-unsur tersebut kita sudah bisa mendengarkan musik?
Kalau sebagai tools (perangkat) untuk mengidentifikasi musik yang kita dengar, bagi saya sudah. Dengan unsur-unsur tersebut kita sudah bisa mengetahui dan sedikit menganalisa apa yang kita dengar.
BACA JUGA : MANFAAT POSITIF MENDENGARKAN MUSIK
Sampai sini saya akan memberi contoh beberapa musik dengan menggunakan unsur-unsur komponen material-material musik.
BELA BARTOK STRING QUARTET NO 4.
Dari musik tersebut apa sih material-material musik yang dapat kita dengar?
Potongan musik tersebut merupakan karya dari Bela Bartok String Quartet no.4.
Pada musik tersebut kita dapat mendengar ritme statis dengan pitch yang berada di register rendah dengan dinamika di awal yang keras.
Lalu dengan frase melodi-melodi pendek dengan pitch yang berada di register tinggi. Timbre musik tersebut menggunakan format string quartet dengan violin 1, violin 2, viola dan cello untuk membagi register pitch tinggi dan rendah. Masing-masing ada yang berfungsi sebagai iringan dan melodi.
Dari penjabaran contoh tersebut kita sudah dapat membedah dan mengetahui apa saja karakter karakter yang disusun pada musik tersebut.
Ok, contoh yang kedua kita akan mendengar potongan musik ini.
BILLIE EILLISH – BAD GUY.
Pada musik tersebut kita dapat mendengar pola ritme iringan dengan register rendah yang statis dengan perubahan-perubahan pitch, kalau didengar perubahan pola-pola ritme tersebut menggunakan konsep progresi akor, kita akan mendengarkan progresi akor 1 – 4 dan 5.
Pola-pola ritme pendek tersebut dimainkan dengan instrumen bass dan pola yang statis dengan kick drum bass. Lalu pitch dengan register tinggi sebagai melody line menggunakan pola-pola ritme pendek yang hampir sama dengan iringan. Kalau kita mendengarkan pola melodi tersebut menggunakan konsep interval, Interval melodi tersebut menggunakan tingkat interval minor 3 dengan iringan latar vokal dengan interval lima.
Dari mendengarkan musik Bad Guy – Billie Eillish dengan membedah unsur-unsur material tersebut kita sudah dapat menggali cukup detail apa-apa saja yang kita dengar di musik.
Mungkin untuk sebagian orang penjabaran-penjabaran tersebut terlalu teoritis.
Ok kita akan mendengarkan contoh musik yang lainnya.
STEVE REICH 2X5.
Dari musik Steve Reich tersebut apa yang kita dengar?
Mungkin ada yang berpendapat musik tersebut merupakan musik dengan warna suara yang berbeda-beda dan pola-pola ritme yang diulang-ulang dengan pembagian pitch yang berada di register rendah dan tinggi sebagai fungsi iringan dan melodi.
Bagi saya penjabaran tersebut sudah cukup untuk mengidentifikasi musik yang kita dengar.
Ok sebagai contoh terakhir kita akan mendengarkan ini..
DREAM THEATER – THE DANCE OF ETERNITY.
Apa yang kita dengar?.
Ok, ini musik rock, dengan perubahan-perubahan nilai ritme dan suasana yang kontras.
Apa itu sudah cukup?
Bagi saya sudah cukup untuk bisa mengapresiasi secara musikal..
Bagi saya pemahaman unsur material musik ini tidak hanya dikhususkan untuk yang berkecimpung didunia musik saja.
Bagi saya ini untuk siapa saja yang mendengarkan musik..
Dengan pemahaman ini, kita akan mengetahui kenapa musik ini bisa saya suka, atau kenapa musik ini punya kekuatan dan punya daya tarik tertentu saat kita mendengarkannya..
Dengan pemahaman ini juga kita bisa mengetahui kenapa kita suka atau tidak dengan musik tertentu.
Karena kita sudah mengetahui apa yang kita dengar secara aspek material yang kita dengar.
Bagi saya, ini adalah pemahaman yang mendasar untuk mengapresiasi musik.
Bisa saja tahapan selanjutnya akan bersinggungan dengan pandangan dan disiplin-disiplin ilmu yang lainnya.
Worksheet ini bertujuan untuk membantu kita agar lebih peka terhadap element-element utama musik ketika kita mendengarkan musik.
Setelah memahami unsur-unsur material tersebut kita dapat menanyakan dan reflektif lebih lanjut dari material-material musik yang sudah kita dengar.
Misalnya, kenapa musik populer pola ritmisnya pada umumnya 4/4 (duk – tak – duk-tak)? Kenapa musik kontemporer selalu diasumsikan dengan musik yang aneh dan sulit untuk didengar?.
Apa memang benar begitu?.
Dari pemahaman mendasar material tersebut kita akan membuka banyak kemungkinan dan tentunya apresiasi musik akan tumbuh, juga kita bisa mengetahui sedikit mengenai proses kreatif komponis dan penulis lagu dalam membuat karya musik..
Penjelasan material musik tersebut juga sesuai dengan konteks yang saya alami.
Sewaktu masih SMA dan awal-awal Kuliah saya cukup kesulitan untuk memahami musik.
Kok bisa ya karya ini saya suka?
Kenapa musik itu disebut adiluhung dan sakral?
Kenapa ada pemahaman musik seni dan musik populer?
Dari pemahaman material yang mendasar tersebut, saya bisa mengapresiasi dan memahami hal-hal yang lebih luas lagi dan kemungkinan lain yang belum saya ketahui.
Memang pada dasarnya musik itu abstrak dan bagi saya pribadi cukup sulit hingga hari ini untuk memahaminya.
Tapi dari pengalaman saya mendengarkan musik dengan pemahaman material tersebut, saya bisa mendengarkan Symphony Orchestra, Concerto dan Opera klasik yang berdurasi rata-rata 30 menitan sampai 1 jam dan mengapresiasi musik-musik kontemporer dengan penuh konsentrasi dan tidak ada terlintas ngantuk atau bosan sama sekali.
Karena selama saya mendengarkan musik yang sedang berlangsung. Saya tahu apa yang mesti saya dengar.
Setelah itu imajinasi, memori-memori dan pengalaman-pengalaman yang sudah kita lalui akan muncul dengan sendirinya..
Sama halnya ketika kita menonton film.
Kita bisa mengetahui dengan jelas alur cerita, setting tempat, penokohan dan lain sebagainya sebagai satu kesatuan.
Atau saat kita makan, kita terkadang bisa mengindentifikasi dari makanan tersebut.
Wah sambelnya sangat pedas sekali, ternyata nasi gorengnya terlalu asin dan lain sebagainya.
Pada kasus musik, kita memang perlu kerja dua kali untuk mengetahui alur dari musik dan maksud dari musik itu sendiri.
Sebagai penutup, pemahaman material musik ini bukan bermaksud untuk mengecilkan dan mereduksi dari begitu luasnya apa yang kita dengar dan apresiasi pada musik.
Akan tetapi untuk lebih peduli dengan bunyi dan musik yang kita dengar.
Terkadang saya menemui beberapa rekan saya cukup kesulitan untuk membicarakan musik atau pada akhirnya membahas yang sudah di luar konteks musik itu sendiri..
Musik kalau hanya didefinisikan sebagai kumpulan bunyi yang diorganisasi, berarti mau tidak mau kita harus membicarakan apa yang diorganisasikan oleh komponis dan itu sangat erat berkaitan dengan materi yang disusun.
15 Oktober 2020
Abstraksi Magazine ini memuat wawasan mendasar tentang pelaku-pelaku musik, khususnya pendengar dan pemain musik, serta hal-hal yang mereka lakukan dalam kegiatan musikal.
Dukung kami untuk menghasilkan konten-konten berbasis pengetahuan yang berkualitas.