PERTEMUAN RUANG, BUNYI, DAN EMOSI

Suparto Kalimosodo Diari 1

Cerita ini bermula ketika saya bertemu dengan seseorang yang mengenalkan diri sebagai seorang komponis bernama Firman, tinggi 175, berat sekitar 78 kg, bertubuh sintal dengan lingkar dada seiktar 52 cm.

Awal mula bertemu Firman saya teringat dengan Mas List, karena dalam pikiran saya komponis itu sama artinya dengan orang yang membuat musik, dan saat itu dengan ketidaktahuan saya karena kurang informasi, saya mengkomparasikan seorang komponis dengan Mas List atau Mas Listiono, kita panggil saja dengan nama Mas List agar lebih singkat dalam penulisannya.

...............

Mas List adalah seorang musisi dan akademisi di kampung kami, dengan nama panggung Franz List. Nama depan itu didapat karena buyut Mas List merupakan orang Prancis, dari nama negara tersebut kemudian disingkat sebagai nama awalan, di tambahin akhiran “z” tentunya biar sedikit trendy namanya. Selain itu karena Listiono kurang menjual, terlalu kampung menurutnya kemudian disingkat list, “biar rada keren” kalo kata Mas List.

Alhasil terciptalah nama Franz List. Selain itu Mas List merupakan pemain orgen tunggal yang sering mengisi acara nikahan di kampung. Selain turun sebagai pemain, Mas List juga kerap menciptakan lagu selain untuk penyanyi yang berada dalam manajemennya kadang juga digunakan untuk mengisi kebutuhan video penyuluhan desa.

...............

Namun hati kecil saya berkata, “mungkin sepertinya komponis kontemporer seperti firman, itu merupakan hal yang berbeda dengan komponis pada umumnya. Apalagi jika disandingkan dengan Mas List”. Dengan rasa keingintahuan saya yang tinggi mengenai komponis maka saya beranikan diri saat itu mencoba berkenalan lebih dekat untuk mendapatkan informasi lebih tentang komponis.

Waktu itu pada awal mula perkenalan saya berkenalan dengan firman, saya memilih mengambil sikap sombong ketika mulai bercakap dengan firman yang berprofesi sebagai seorang komponis, Kesombongan saya hadir karena saya sadar memiliki modal playlist mp3 terbaik se RT, tapi itu mungkin ya… jika Grammy Awards ada untuk sub pengahargaan untuk playlist terbaik tingkat RT, mungkin saya menang berkali-kali. walaupun penilaian masalah selera itu parameternya apa saya juga ngak tahu (?).

...............

Selain itu, saya sudah sedikit punya pengetahuan soal Beethoven, gara-gara lagunya saya denger dari kotak musik mainan buatan china milik ponakan teman, membuat saya penasaran dan menggerakan tubuh saya untuk mencari judul lagunya apa waktu itu, dan alhamdulillah dengan kekuatan kuota malam berlimpah, saya menjadi tahu kalo itu judulnya Fur Elise karya Beethoven.

Kami berbicara sekedar basa-basi waktu itu, saya menyempatkan diri untuk bertanya apakah komponis itu punya genre sendiri kayak band, atau semuanya di hajar yang penting bikin musik. Saya berfikir seperti ini karena saya ngak pernah menemukan Apoy gitaris dari Band wali membuat karya orkestra, saya juga sempat berfikir apakah Beethoven punya karya dangdut, namun saya tidak jadi bertanya, karena takut salah dan nanti kelihatan begonya juga.

Ternyata apa yang saya pikirkan benar adanya, Firman lebih fokus musik kontemporer. mendengar jawaban itu saya sempat berfikir “emang komponis kontemporer tidak bisa membuat musik genre lain?, musik-musik anak senja mungkin, kan intinya sama mereka hanya menyusun nada-nada” pertanyaan ini saya urungkan dahulu, agar tidak terlalu kritis, maklum budaya di Kampung kami sedikit-sedikit merasa nggak enakan.

...............

Sebelumnya saya tidak pernah mendengar musik kontemporer itu seperti apa?, saya juga baru mendengar istilah tersebut, saya juga cukup bingung, kok panggung-panggung di kampung kami tidak pernah menyelengarakan pertunjukan musik kontemporer. Apakah musik kontemporer ini hanya di pergelarkan di panggung khusus?, Saya juga tidak punya refrensi untuk menjawabnya sekarang.

Kemudian saya diajak untuk mendengar dan melihat pertunjukan musik kontemporer oleh Firman dalam sebuah video, dan jujur, sungguh saya takjub mendengar musik kontemporer, dengan mendengar musik kontemporer saya tidak bisa membedakan dimana instrument yang false, dimana pemain yang sebenarnya bisa memainkan alat musiknya secara benar atau tidak dan sontak pikiran saya kacau terhadap apa yang saya lihat dan saya dengar.

Setelah selesai melihat video musik kontemporer, saya tidak kuat untuk bertanya kepada Firman, dan pertanyaan saya adalah capaian seperti apa yang harus di capai untuk orang awam seperti saya dalam mendengarkan musik ?. Teman saya menjelaskan tahapan tertinggi untuk orang awam dalam mendengarkan musik adalah ketika alunan suara tersebut dapat menstimuli pikiran untuk memunculkan citra didalam pikiran atau mengingat kejadian yang pernah kita alami. Saya sebagai seorang awam yang mencoba mendengar musik kontemporer saat itu sontak teringat kejadian ketika Mas List mengajukan proposal perizinan kepada istrinya.

...............

Sebelumnya Mas List adalah tipikal seorang pemimpin yang bertanggung jawab dan peduli terhadap semua anggotanya. Waktu itu terdapat sebuah kejadian yang menimpa anggota orgen tunggal Mas List yaitu Mbak Wati yang merupakan vokalis dalam orgen tunggal Mas Larno di tinggalkan suaminya, Mas Pamungkas.

Mas pamungkas adalah seorang gitaris di grup orgentunggal lain yang merupakan saingan grup orgen tunggal Mas List. waktu itu Mas Pamungkas mendapatkan tawaran dari temannya yang sudah merantau ke Jakarta untuk mengisi posisi gitaris tambahan sebagai band pembuka di suatu acara stasiun tv swasta, dengan semangat untuk meningkatkan penghasilan dan menambah modal untuk berinvestasi di reksadana pasar uang, Mas Pamungkas pun pamit kepada Mbak Wati dan berangkat ke Ibukota, namun setelah 1 tahun berlalu Mas Pamungkas berubah menurut penuturan Mbak Wati, buntut dari prahara cinta ini adalah pilihan Mas Pamungkas untuk meninggalkan Mbak Wati.

Mas List sebagai pemimpin grup orgen tunggal yang peduli dan bertanggung jawab lantas tidak tinggal diam melihat kedzaliman melewati matanya, untuk itu Mas List mempunyai keinginan membantu dengan mencoba bertanggung jawab terhadap semua kebutuhan Mbak Wati, dan karena mbak Wati tingal sendiri di rumahnya Mas List pun merasa bertanggung jawab untuk menemani Mbak Wati di rumahanya, karena takut galau parah, berfikiran pendek kemudian mengambil langkah yang salah. Mas List juga peduli terhadap omongan tetangga, agar tidak terjadi fitnah Mas Larno mencoba mengambil jalan untuk menjadi teman hidup yang sah bagi Mbak Wati.

...............

Singkat cerita malam itu Mas List meminta ijin kepada istrinya Mbak Imah, Mbak Imah yang mendengar proposal pengajuan Mas List sontak marah mengambil posisi dan mengeluarkan kekuatan ultimatenya menjadi pengendali logam, area kampung seketika gaduh mendengar panci dan wajan berterbangan dengan ocehan cepat ala trap rap saat itu.

Pertanyaan besar saya waktu itu adalah kenapa yang muncul dipikiran saya adalah kejadian tersebut ketika mendengar musik kontemporer?, apakah sebegitu mengerikanya mendengar musik kontemporer?, sehingga panggung pergelaranya sangat sedikit dan sepi pengunjung?, atau ini hanya impresi yang saya dapat dari berbagai kejadian yang saya sempat lalui. Saya secara pribadi belum bisa menjawab semua pertanyaan ini, mungkin saya memerlukan waktu reflektif yang lebih untuk memikirkan ini, dan ini akhir dari diari saya.

21 November 2020

Worksheet ini bertujuan untuk membantu kita agar lebih peka terhadap element-element utama musik ketika kita mendengarkan musik.

Dukung kami untuk menghasilkan konten-konten berbasis pengetahuan yang berkualitas.

Abstraksi musik adalah start-up media musik yang berfokus pada pemberdayaan dan pengembangan ekosistem musik di Indonesia.

Download

Follow Abstraksi

© Abstraksi Musik.