NEW MEDIA ART VISUAREKAN, MEMBONGKAR STANDARISASI KEINDAHAN. Bertepatan dengan hari peringatan World Day for Audiovisual Heritage, tiga puluh buah karya new media art dipamerkan dalam digital galeri serbukayu.org, persisnya pada 27 Oktober 2020 kemarin.
New media art adalah jenis karya seni yang diciptakan dengan menggunakan media teknologi. Meliputi seni digital, grafik komputer, animasi, seni virtual, seni internet, seni interaktif, sound art, video game, robotik komputer, 3D painting, cyborg art, dan bioteknologi.
New media art exhibition “Visuarekan” yang tahun sebelumnya juga digelar, kemarin kembali diselenggarakan dalam format penyajian virtual.
Dengan tajuk BEAUTY & ANTI-BEAUTY, Visuarekan Vol.2 resmi dibuka secara virtual melalui live instagram @visuarekan.istts pada 27 Oktober 2020, pk. 20.00 WIB kemarin.
Pameran dibuka oleh Dwiki Nugroho Mukti sebagai kurator dan Sito Fossy Biosa yang juga merupakan kurator sekaligus founder. Pada pembukaan tersebut, turut terlibat juga seorang seniman visual dan juga penulis, Andika W.A.P.
Pameran dibuka dengan dialog seputar tema dan latar belakang diselenggarakannya festival & exhibition “Visuarekan”.
“Beauty & Anti-Beauty” dipilih sebagai tema untuk merespon kekacauan yang diakibatkan karena pandemi covid-19.
Pandemi menyebabkan berubahnya perilaku dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat. Menarik orang-orang keluar dari rutinitas yang biasanya dilakukan. Orang-orang harus repot-repot lagi menyesuaikan diri dengan new normal. Yang tadinya sudah teratur harus dibongkar karena suatu hal bernama virus covid-19.
Bagi Dwiki, Osa, dan Andika, tema “Beauty & Anti-Beauty” punya arti yang kurang lebih bisa menggambarkan kondisi ini.
Menurut pandangan umum, apa yang indah bisa disama-artikan dengan rutinitas (baca: yang mapan). Dan yang mendistraksi rutinitas berarti tidak indah.
Tetapi, beauty atau keindahan sebenarnya adalah persepsi yang subjektif atau intersubjektif. Yang indah di suatu tempat dan di suatu waktu, belum tentu indah di tempat dan waktu yang lain.
Karena itu, mereka sepakat bahwa keindahan tidak bisa distandarisasi dan diberlakukan secara universal.
Seniman New Media Art Visuarekan.
Bagi mereka bertiga, arti keindahan begitu luas dan relatif. Karena persepsi kita tentang indah-tidak indah bergantung pada pengalaman hidup. Standarisasi keindahan pada akhirnya hanya akan membatasi.
Pengalaman hidup sendiri meliputi yang indah dan tidak indah. Intinya keindahan bagi mereka meliputi keduanya.
30 karya new media art dari 30 seniman yang berbeda dipilih sebagai wujud artistik yang mengeskpresikan peleburan antara yang indah dan yang tidak indah itu.
BACA JUGA : ASCOLTATE #32
Menurut Andika, Visuarekan bisa dilihat sebagai wadah apresiasi new media art yang mengangkat isu-isu terkini. Harapannya, wadah ini bisa menampung ide dan visi dari temen-teman seniman muda di Surabaya untuk memadukan seni new media art di Jawa Timur.
Bagi Andika, teman-teman Visuarekan memiliki peluang untuk menunjukan bahwa media art di Surabaya pun tidak kalah apik. Sehingga, kalau diorganisir secara profesional akan berpotensi memajukan seni new media art di Jawa Timur.
“Bahwa seniman media art banyak, tapi belum ter-manage dengan baik…Sebagai usaha anak-anak muda, bahwa media art sudah banyak di Jawa Timur, perlu diperhatikan,….untuk memajukan media art di Jawa Timur”.
Bersamaan dengan itu, Visuarekan sendiri berkeinginan menjadi tempat eksplorasi artistik yang terbuka dalam rangka mencari inovasi-inovasi dan apa yang selama ini belum terlihat dalam khazanah seni new media art di Indonesia.
“Visuarekan…sebuah usaha mencari apa yang belum terpretakan, dengan cara menerima banyaknya karya, kemudian membaca ulang”, kata Osa.
Bagi yang berminat melihat-lihat seperti apa eksplorasi para seniman new media art tersebut bisa langsung mengunjungi situs virtual galeri serbukayu.org.
28 Oktober 2020
Abstraksi Magazine ini memuat wawasan mendasar tentang pelaku-pelaku musik, khususnya pendengar dan pemain musik, serta hal-hal yang mereka lakukan dalam kegiatan musikal.
Dukung kami untuk menghasilkan konten-konten berbasis pengetahuan yang berkualitas.