MUSIKOLOGI, APAKAH ITU?. Musikologi merupakan cabang analisis dan riset bidang musik yang masuk dalam rumpun humaniora. Meskipun begitu, dalam perkembangannya beberapa dekade terakhir, musikologi turut mencakup beberapa pendekatan yang bersifat saintifik (psikologi, sosiologi, neurologi, akustik, dan komputasi)
Musikologi lahir dari beberapa sub disiplin antara lain: pentas musik, teori, analisis, dan komposisi musik.
Umumnya musikologi dibagi menjadi tiga cabang, yaitu musikologi historis, musikologi sistematik, dan etnomusikologi.
Musikologi historis mempelajari sejarah musik klasik tradisi Barat. Sedangkan etnomusikologi dengan menggandeng pendekatan antropologi mempelajari bagaimana dan mengapa masyarakat menciptakan musik. Dan yang disebut sebagai musikologi sistematik biasanya mempelajari teori musik, estetika, pedagogi, akustik, sains dan teknologi instrumen musik, serta berbagai macam implikasi musik pada ilmu-ilmu lain seperti fisiologi, psikologi, sosiologi, filsafat, dan teknologi komputer.
Musikologi historis mempelajari tentang komposisi, pertunjukan, masyarakat pendukung dan kritik musik dari periode waktu terdahulu.
Sebagai gambaran, kajian-kajian sejarah musik mempelajari karya dan kehidupan para komponis, perkembangan genre dan gaya (misal: konserto barok), fungsi sosial musik dalam kelompok masyarakat tertentu (misal: musik istana), modus pertunjukan di tempat dan waktu tertentu (misal: choir Johann Sebastian Bach di Leipzig).
Beberapa metode yang seringkali digunakan di antaranya termasuk kajian sumber (manuskrip), palaeografi, filologi (kritik tekstual), kritik gaya, historiografi, analisis musik, dan ikonografi.
Para sejarawan musik biasanya membuat karya tulis sebagai produk dari kajian-kajian yang mereka lakukan. Bentuknya bisa berupa artikel jurnal, edisi pembaruan dari suatu karya musik, biografi komponis dan musisi, serta buku-buku kajian.
Kajian yang dilakukan para sejarawan ini bisa menguji isu-isu dalam fokus yang kecil, seperti mempelajari relasi antara kata-kata dengan musik secara spesifik dari lagu-lagu yang diciptakan komponis tertentu. Atau dalam fokus yang lebih luas, seperti mempelajari tempat dan konteks dari lahirnya musik jenis tertentu (misal: simfoni) dalam masyarakat dengan meminjam pendekatan ilmu lain seperti ekonomi, filosofi, atau sosiologi.
BACA JUGA : MENGAPA ORANG MENDEGARKAN MUSIK
Musikologi baru merupakan istilah yang baru digunakan mulai tahun 1980`an untuk merujuk pada kajian musik yang melibatkan ilmu kajian budaya dan teori kritis. Misalnya kajian musik yang melibatkan perspektif feminis, kajian jender, atau poskolonial.
Munculnya musikologi baru adalah hasil reaksi terhadap musikologi tradisional yang melihat musik secara ekslusif sebagai fenomena internal bunyi, sehingga terbatas dalam penafsiran fenomena musik. Dalam arti terjadinya fenomena musik seolah terpisah dari pengaruh sosial, politik, ekonomi, dan budaya.
Namun para musikolog hari ini sudah tidak lagi membedakan musikologi baru dengan yang tradisional karena musikologi baru merupakan musikologi yang sekarang telah menjadi arus utama.
Pada awal mulanya disebut sebagai musikologi komparatif, biasanya disebut juga sebagai antropologi musik atau etnografi musik. Etnomusikologi merupakan kajian musik yang mempelajari konteks kultural (masyarakat) musik tertentu di luar musik Barat.
Namun hari ini etnomusikologi juga mencakupkan musik Barat sendiri sebagai objek kajian dengan perspektif antropologi, sosiologi, kajian budaya dan beberapa disiplin lain dari rumpun ilmu sosisal serta humaniora.
Biasanya para etnomusikolog terlibat dalam observasi partisipatoris yang panjang dengan mengkombinasikan pendekatan etnografi, musikologi, dan sejarah.
Karena itu mereka biasanya seringkali harus bekerja secara intens di lapangan dan mesti tinggal dalam waktu yang lama bersama komunitas yang sedang dipelajari.
Teori musik adalah bidang studi yang menjelaskan unsur-unsur musik termasuk metode dan perkembangannya dalam menyusun dan menganalisis musik melalui notasi. Dalam pengertian yang lebih luas, teori musik adalah sebuah penjelasan yang mengandung pandangan/pendapat, keyakinan atau konsepsi tentang musik.
Tugas seorang ahli teori musik adalah menjelaskan teknik yang digunakan komponis dengan menetapkan aturan dan pola yang digunakan. Atau bisa juga membuat pemodelan pengalaman mendengarkan atau memainkan musik.
Sebagian besar ahli teori memiliki keyakinan yang sama bahwa kerja komposisi, memainkan musik, dan mendengarkan musik dapat dijelaskan hingga tingkat detail yang tinggi.
Meskipun dengan demikian berarti bertentangan dengan konsepsi ekspresi musik sebagai sesuatu yang tak bisa digambarkan secara definitif. Secara umum, karya teori musik bersifat deskriptif dan preskriptif, mencoba mendefinisikan praktik untuk memengaruhi praktik selanjutnya.
BACA JUGA : EKSPRESI MUSIKAL DAN CELAH KREATIF MUSISI
Musisi mempelajari teori musik untuk memahami hubungan struktural dalam musik (hampir selalu dinotasikan). Sedangkan komponis mempelajari teori musik untuk memahami bagaimana menghasilkan efek dan menyusun karya mereka sendiri.
Dengan kata lain mempelajari teori musik bagi komponis bermanfaat untuk membekali mereka dalam mengambil keputusan artistik sebelum dan saat membuat komposisi mereka sendiri.
Umumnya, teori musik dalam musik tradisi Barat bertolak dari harmoni dan kontrapung, kemudian digunakan untuk menjelaskan struktur secara umum dan bagaimana melodi terbentuk.
Psikologi musik adalah cabang musikologi yang menerapkan pengetahuan dan metode dari semua sub disiplin psikologi (persepsi, kognisi, motivasi, dll.) untuk memahami bagaimana musik diciptakan, dirasakan, ditanggapi, dan terlibat dalam kehidupan sehari-hari.
BACA JUGA : KECEMASAN PANGGUNG, APA SAJA YANG MEMPENGARUHI?
Cabang utamanya terdiri dari musikologi kognitif yang menggunaan model komputasi untuk mempelajari kemampuan dan kognisi musik manusia.
Selain itu ada juga ilmu saraf kognitif musik yang mempelajari cara persepsi dan aktivitas produksi musik yang termanifestasi di otak. Meskipun aspek-aspek dari cabang ini sifatnya sangat teoretis, namun psikologi musik modern juga banyak menyumbangkan pengetahuan untuk optimalisasi bidang pentas musik, komposisi, pendidikan, serta terapi musik.
BACA JUGA : KETERAMPILAN MEMAINKAN MUSIK
Penelitian bidang pentas musik banyak menggunakan pengetahuan dari musikologi historis untuk menjawab pertanyaan spesifik tentang bagaimana musik dipentaskan di berbagai tempat dan waktu di masa lalu.
Banyak pengetahuan yang dihasilkan dari riset ini digunakan dalam konservatori dan tempat-tempat pelatihan lainnya. Tujuannya untuk mengajarkan calon-calon musisi memainkan instrumen atau bernyanyi secara otentik menurut periode waktu masing-masing.
Karena itu riset dalam praktik pertunjukan cenderung menekankan pada pengumpulan dan sintesis bukti sejarah tentang bagaimana musik harus ditampilkan.
Riset dalam bidang pentas musik banyak menggunakan pengetahuan dari sub disiplin lain karena bertujuan untuk mendokumentasikan dan menjelaskan rincian psikologis, fisiologis, sosiologis dan budaya tentang bagaimana musik sebenarnya dimainkan (otentik).
Belum lama ini, objek kajian riset pertunjukan musik telah diperluas hingga soal bagaimana sejarah awal teknologi rekaman memengaruhi penggunaan vibrato dalam musik klasik atau musik instrumental.
Abstraksi Magazine ini memuat wawasan mendasar tentang pelaku-pelaku musik, khususnya pendengar dan pemain musik, serta hal-hal yang mereka lakukan dalam kegiatan musikal.
Dukung kami untuk menghasilkan konten-konten berbasis pengetahuan yang berkualitas.