MENGATASI DEMAM PANGGUNG. Musisi mana yang belum pernah demam panggung? Mungkin semua musisi mengalaminya, dari yang amatir hingga profesional. Meskipun begitu, kualitas permainan musik dari para profesional sepertinya tidak terpengaruh sama sekali karena demam panggung ini. Karena itu, bisa kita anggap mereka yang profesional mengetahui bagaimana harus berhadapan dengan gerogi atau demam panggung. Seperti apa cara-cara mereka menangani geroginya? Langsung saja simak di bawah ini . . .
Demam panggung atau kecemasan panggung adalah hal yang tidak bisa dihindari dan mungkin selalu terjadi di setiap pentas.
Dari musisi pemula hingga profesional, semua pernah mengalaminya.
Meskipun demam panggung dialami semua musisi, hal itu tampaknya tidak membuat banyak musisi profesional mengalami kesulitan berarti di atas panggung.
Tetapi di sisi lain banyak juga musisi yang mengalami kesulitan bahkan sampai menderita karena demam panggung.
Dua fenomena di atas tentunya menyisakan pertanyaan bagi kita.
Mengapa ada kelompok musisi yang tidak terhambat atau mengalami kesulitan pentas karena demam panggung, di sisi lain ada kelompok musisi yang justru sangat terpengaruh.
Kalau keduanya mengalami demam panggung, berarti mereka yang tidak terpengaruh adalah mereka yang bisa mengontrol kecemasan saat pentas.
Sedangkan yang lain adalah kelompok yang belum terlatih dan tidak mengetahui harus berbuat apa ketika mesti berhadapan dengan demam panggung.
Jika kelompok yang terakhir tau apa yang harus diperbuat ketika berhadapan dengan demam panggung, bukan tidak mungkin mereka juga akan terlepas dari belenggu demam panggung yang merugikan.
Penyebab munculnya demam panggung sendiri dipengaruhi beberapa faktor.
Mulai dari diri musisi sendiri, situasi pentas, dan juga tingkat tantangan dalam memainkan repertoar.
Gejalanya bisa muncul dalam beberapa bentuk, yaitu gejala fisik dan gejala mental.
Karena itu penanganan dan antisipasi terhadap gejala demam panggung juga dilakukan dalam beberapa cara berbeda.
Berikut ini beberapa cara menangani kecemasan atau demam panggung saat pentas musik.
BACA JUGA : ASCOLTATE 34 – RSITAL SOLO PIANO PRISCA NADA
Teknik ini menerapkan pengaturan nafas panjang yang dilakukan secara perlahan sebelum atau selama pertunjukan sedang berlangsung.
Menarik nafas panjang membuat tubuh mengambil banyak oksigen agar pikiran dan tubuh menjadi lebih rileks.
Relaksasi otot dilakukan dengan cara mengontraksikan sekaligus meregangkan otot-otot tubuh secara berseling.
Biasanya cara ini diterapkan mulai dari jari-jari tangan dan dilanjutkan ke bagian otot yang lebih besar seperti bahu.
Beberapa studi menunjukan relaksasi otot ini efektif dalam mengurangi kadar kecemasan pada musisi.
Teknik Alexander ini lebih bersifat preventif dalam mencegah dan membenahi adanya kesalahan posisi tubuh yang bisa kurang menguntungkan musisi dalam pentas musik.
Misalnya kesalahan posisi duduk yang membuat otot-otot tubuh tegang.
Sehingga teknik ini lebih sebagai cara untuk mengurangi ketegangan pada otot tubuh pemain ketika demam panggung dialami.
Beberapa studi juga menunjukan teknik ini bisa mengurangi detak jantung yang berlebihan.
Strategi ini akan berurusan langsung dengan pikiran orang yang mengalami demam panggung dan berpikir tidak realistis.
Adalah cara yang dilakukan dengan memberi sugesti atau memberikan arahan pada diri sendiri.
Misalnya:
“saya mesti memperhatikan musiknya”
“saya sudah berlatih dengan baik dan siap”
“saya mesti konsentrasi biar temponya tetap stabil”
Beberapa studi sudah mempraktikan cara ini pada seorang musisi dalam jangka waktu beberapa minggu dan menghasilkan dampak positif yang signifikan.
Dengan self-talk ini musisi bisa belajar bagaimana menerima respons-respons emosi dan fisik yang secara alami akan muncul ketika akan pentas di hadapan publik.
Kalau ekspektasi musisi main musik itu lebih pada hasil yang ingin dicapai dari main musik, misalnya pada kasus kompetisi (juara), biasanya musisi akan cenderung berpikir perfeksionis
Perfeksionis sendiri seringkali membuat musisi over thinking, dan kemudian berpikir tidak realistis. Sehingga kecemasan muncul.
Karena itu sebaiknya dalam memainkan musik kita lebih menekankan pada proses.
Artinya lebih menghargai proses yang sudah dilakukan dan menerima kenyataan bahwa semua usaha itu adalah bagian dari suatu perjalanan yang masih belum selesai.
Berikut ini beberapa cara mengatur pikiran dalam mengantisipasi demam panggung:
Situasi pentas seringkali juga turut menjadi penyebab musisi mengalami kecemasan atau demam panggung.
Berikut ini adalah beberapa cara untuk mengantisipasi kecemasan atau demam panggung yang diakibatkan situasi.
Kalau kamu memiliki kebebasan memilih di mana mau menyelenggarakan pentas, pilihlah auditorium atau tempat yang ukurannya tidak terlalu besar atau jumlah tempat duduknya tidak terlalu banyak.
Karena biasanya semakin besar jumlah penonton, kecemasan yang dirasakan akan semakin hebat.
Ketika sedang latihan, bayangkanlah bagaimana kamu seolah sedang berada pada situasi pentas.
Tujuannya adalah untuk membiasakan pikiran dan tubuh sesuai dengan kondisi-kondisi ketika pentas.
Sehingga nantinya perilaku, pikiran, dan ekspektasi kita akan terbiasa dengan kondisi di aktual ketika pentas.
Latihan ini tujuannya untuk mereplika kondisi-kondisi dalam pentas yang aktual.
Sehingga simulasi itu akan membuat diri terbiasa dengan kondisi-kondisi pentas.
BACA JUGA : MOTIVASI MENJADI MUSISI
Ingatlah kalau menyusun repertoar untuk konser itu berbeda dengan menyusun repertoar untuk konser.
Kalau repertoar untuk latihan, bisa saja seorang musisi memilih repertoar dengan tingkat kesulitan yang berada di atas kemampuannya demi mengejar skill yang diperlukan.
Tapi kalau untuk konser, musisi perlu memilih repertoar yang memungkinkan keberhasilan ketika pentas.
Karena itu pilihlah repertoar untuk pentas dengan tingkat kesulitan yang sesuai atau berada di bawah kemampuan yang dimiliki.
Sehingga meski kecemasan atau demam panggung terjadi, musisi masih bisa mengontrol setidaknya 80% dari lagu yang ia mainkan.
Sebaik apa para musisi bisa menangani geroginya ketika konser adalah salah satu faktor yang sangat menentukan kesuksesan ketika konser.
Tetapi, itu barulah salah satu faktor yang menentukan kesuksesan saja. Selain menejemen kecemasan, masih ada beberapa faktor lain yang mesti disiapkan musisi demi kesuksesan konsernya.
Misalnya soal konsentrasi musikal ketika memainkan musik.
Atau yang lebih berkaitan dengan persiapan di luar memainkan musik sendiri.
Seperti bagaimana musisi menyipkan program konser yang ideal agar menarik.
Dan masih banyak lainnya.
Untuk pengembangan diri yang menyeluruh, musisi perlu mengetahui segala hal yang bisa membantunya mengoptimalkan kualitas permainan ketika pentas.
Jadi, teruslah mencari dan belajar dari berbagai sumber agar keterampilan, pengalaman dan pengetahuan bisa berimbang.
Salah satunya adalah dengan mengikuti terus update-update informasi dari Abstraksi Musik.
Panduan ini memuat wawasan mendasar tentang latihan beserta langkah-langkah penerapan cara berlatih yang efisien dan efektif untuk memperoleh keterampilan musikal yang optimal.
Dukung kami untuk menghasilkan konten-konten berbasis pengetahuan yang berkualitas.