PROFESI YANG SAMA DENGAN BEBAN YANG BERBEDA. Mas List dan sahabat dahsyat saya Firman. Entah kenapa ketertarikan saya terhadap ketertarikan mereka membuat saya untuk tidak berhenti tertarik, jujur saya tidak tahu akan sampai kapan menceritakan kejadian yang terjadi di lingkungan saya dan berhubungan dengan mereka. Mungkin cerita tentang mereka tidak akan berhenti untuk saya ceritakan hingga catatan saya tidak diterbitkan lagi di kanal Innuendo (abstraksimusik.com).
Pada diary saya kali ini, saya ingin sedikit membandingkan antara kedua teman yang saya anggap sebagai komponis. Saya terpikir untuk melihat ulang apa yang terjadi di antara kedua teman saya ini karena mereka memiliki profesi yang sama namun dengan beban yang berbeda. kenapa bisa demikian?, mari kita bedah dari data yang saya dapatkan untuk mengetahui dari beban profesi mereka yang berbeda.
Kita mulai dari Mas List. Mas List adalah seorang komponis yang produktif dalam membuat karya, Mas List juga memiliki ruang-ruang untuk memuat karyanya di apresiasi. Tak hanya disitu, Mas List juga membangun ruang-ruang baru untuk mengapresiasi karya musik, dalam pembangunannya pun Mas List mengajak stake holder lain untuk turut membantu membuat ruang apresiasi ini terwujud dan mendapatkan keuntungan bersama.
Kunci dari apa yang membuat Mas List dapat mencapai kesuksesannya adalah membangun ekosistemnya dahulu, sehingga semua yang berada dalam lingkungan tersebut dapat terserap, mulai dari pembuat karya, pemain, penonton, penyedia jasa sound, pemilik tempat, pembuat jajan, tukang parkir, dll. Karena semuanya saling terhubung masing-masing dari tiap individu yang berada pada ekosistem tersebut dapat saling terhubung dan berperan sesuai kebutuhan peran yang dibutuhkan dalam lingkungan tersebut.
Firman. Sejauh saya mengenal Firman, Firman adalah komponis yang produktif dalam membuat karya, namun karyanya lebih banyak dikenal di Negara lain ketimbang di kampungnya sendiri. Firman lebih sering pentas di negara lain ketimbang negaranya sendiri, karena ruang-ruang untuk mengapresiasi jalur musik yang dipilih cenderung sedikit. Sedikitnya ruang tersebut juga membawa dampak ketidaktahuan orang-orang mengenai jalur musik yang ditekuni Firman, alhasil banyak orang yang mendengar musik kontemporer cenderung merasa aneh di telinga, dan itu menjadi semakin parah ketika orang-orang dalam kerumunan musik tersebut tidak mampu mengajarkan kepada yang lain bagaimana cara mendengarkan musik.
Firman lebih fokus kepada dirinya sendiri sebagai seorang komponis dan hal tersebut tidaklah salah, namun sialnya tidak ada sosok seperti Mas List di kampung saya yang dapat menggerakkan semuanya hingga berjalan, tidak seperti ekosistem di musik yang digeluti Firman. Alhasil Firman harus melakukannya semua sendiri, dari pencari pemain, tempat pementasan, pembiayaan, dan lain-lain.
Melihat kasus ini dari perspektif yang saya lihat dan dengan data seadanya. Saya membayangkan seperti sepeda motor dengan jenis dan merek yang sama kemudian dinaiki oleh orang yang membawa beban yang berbeda di tubuhnya, Keduanya dapat berjalan tapi untuk sepeda motor yang dinaiki oleh orang dengan membawa beban lebih kecil dapat di pacu lebih kencang berbeda dengan yang satunya membawa beban yang lebih berat.
Jika disambungkan dengan Firman dan Mas List. Mas List adalah sosok yang membawa beban ringan ditubuhnya, karena Mas List dapat membagi beban dengan mengajak yang lain untuk satu tujuan bersama. Dan untuk Firman digambarkan sebagai sosok yang membawa sendiri beban berat, karena tidak ada sosok, orang, lembaga atau perusahaan yang mampu mengajak yang lainya ke satu tujuan yang sama, sehingga beban Firman bisa dibagi.
Melihat fenomena ini saya berharap semoga ada seorang sosok, lembaga atau startup yang berfokus pada pengembangan sumber daya masyarakat musik agar tercipta masarakat musik yang berdaya.
BACA JUGA : BAHAGIA DALAM KEGELAPAN
Panduan ini memuat wawasan mendasar tentang latihan beserta langkah-langkah penerapan cara berlatih yang efisien dan efektif untuk memperoleh keterampilan musikal yang optimal.
Dukung kami untuk menghasilkan konten-konten berbasis pengetahuan yang berkualitas.