TITIK GRAVITASI BARU

Suparto Kaliosodo Diari 7

TITIK GRAVITASI BARU. Perkenalan saya dengan Firman pada waktu itu berdampak keinginan saya untuk belajar mendengarkan musik lebih banyak lagi, keinginan yang tinggi ini juga mendorong saya untuk berkeliling bertemu musisi-musisi di sekitar kampung saya.

Pada perjalanan musikal ini, saya berkesempatan untuk bertemu dengan Mas John. Mas John adalah sosok musisi yang mungkin cukup ternama di Kampungnya, saya tidak tahu apakah dia bisa disebut setara dengan Mas List di Kampung saya dari segi ketenaran dan kebesaran nama.

Mas John saat itu sedang menyelenggarakan sebuah resital kecil di Kampungnya, untuk menampilkan 3 karya barunya. Singkat cerita, pada penghujung akhir acara resital Mas John membawakan karya berjudul Diam. Pada karya tersebut Mas John hanya duduk memegang instrument musik tanpa memainkannya, Setelah 4 menit lebih berlalu Mas John mengakhirinya dengan membungkukkan badan dan mengucapkan terimakasih. Serentak pementasan terakhir Mas John pun mendapat banyak respons dari masa yang mengunjungi yaitu berupa amukan. Seketika benda beterbangan menuju Mas John, membuat Mas John seperti menjadi titik gravitasi yang baru.

...........

Melalui kejadian tersebut saya mulai mengerti pentingnya mendekatkan jarak, jarak informasi antar pembuat musik dan pendengar musik. Mungkin perlu adanya edukasi mengenai konsep estetika dan konsep mendengarkan untuk mempersempit jarak ketidakpahaman antara pembuat karya dan penikmat karya itu sendiri. Saya berpikir mungkin hal ini harus ada agar pendengar musik dapat mengapresiasi musik, bukan hanya sekedar berkomentar enak atau tidak enak.

Namun tidak semua orang punya kuota malam melimpah sehingga bisa mencari banyak informasi tanpa ketakutan besok setelah bangun tidur tidak bisa update story instagram karena kuotanya habis dan memiliki waktu yang terlalu luang seperti saya untuk membaca dan mencoba memahami informasi yang dicari di internet.

...........

Saya sempat berpikir apakah perlu hadir pembicara atau penyampai konsep untuk menjelaskan karya yang ditampilkan sehingga pengunjung dari acara musik dapat tahu cara mendengarkan, apakah ini bisa dibilang sebagai kurator musik? saya juga tidak tahu, namun saya sempat ingat ketika melihat pameran lukisan terdapat orang yang mencoba menjelaskan kepada pengunjung mengenai karya yang dipamerkan dan mereka menyebut orang tersebut sebagai kurator. Walaupun awalnya saya bingung membedakan kurator pameran lukisan waktu itu dengan makelar karena cara yang digunakan sepertinya mirip, saya sempat berpikir pameran lukisan yang saya kunjungi saat itu tidak jauh beda dengan pasar, tapi ini hanya pikiran buruk saya saja.

Jika saja memang dibutuhkan seseorang yang membantu menjelaskan karya-karya dalam sebuah acara konser musik, untuk membantu pendengar musik agar tidak kebingungan terhadap apa yang mereka dengar dan bisa belajar dari apa yang dia dengar. Saya sesungguhnya tertarik jika mendapatkan pekerjaan ini, karena saya bisa melihat konser terus secara gratis.

Panduan ini memuat wawasan mendasar tentang latihan beserta langkah-langkah penerapan cara berlatih yang efisien dan efektif untuk memperoleh keterampilan musikal yang optimal.

Dukung kami untuk menghasilkan konten-konten berbasis pengetahuan yang berkualitas.

Abstraksi musik adalah start-up media musik yang berfokus pada pemberdayaan dan pengembangan ekosistem musik di Indonesia.

Download

Follow Abstraksi

© Abstraksi Musik.