MEKANISME HASRAT DALAM BERKARYA

Suparto Kalimosodo Diari 11

MEKANISME HASRAT DALAM BERKARYA. Pada suatu sore ketika saya sedang menikmati secangkir kopi dengan sebatang rokok di teras rumah. Tiba-tiba muncul suatu pertanyaan yang sedikit mengganggu saya, yaitu apakah yang mendorong seniman untuk terus membuat sebuat karya seni?. 

Pertanyaan ini muncul bermula saat saya tahu bahwa dalam kolom pekerjaan di kartu tanda penduduk, kita bisa mengisi pekerjaan kita sebagai seniman. Saya yang sempat takjub melihat hal tersebut dan jujur saja sepertinya keren kalau pekerjaan di kartu tanda penduduk milik saya juga bertuliskan ‘seniman’. 

Namun jika saya adalah seorang ‘seniman’ bagaimana proses kerja saya?, apakah bisa disamakan seperti orang lain yang bekerja sebagai karyawan swasta?. Yang sangat mengganggu di pikiran saya adalah jika ‘seniman’ merupakan mata pencaharian utama dari seseorang maka tujuan utamanya adalah ekonomi. 

..........

Kenapa hal tersebut mengganggu?. Saya pribadi menganggap bahwa seni merupakan hasil aktualisasi diri terhadap apa yang ‘seniman’ hadapi, tapi jika seni itu merupakan mata pencaharian maka yang ada hasilnya merupakan upaya untuk menunjang ekonomi seniman tersebut, dan jika begini adanya hasil dari seniman tersebut bisa saja bukan hasil dari aktualisasi diri melainkan upaya mengejar setoran belaka.

Dari sinilah kenapa saya ingin tahu sebenarnya mendorong seniman untuk terus membuat sebuat karya seni?, namun pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana cara saya mencari tahunya?. Saya sempat terdiam sejenak kemudian menyeruput kopi saya lagi. 

Saya sempat berfikir untuk menemui Firman dan menjadikan Firman sebagai objek pengamatan saya untuk mencari jawaban, hanya saja momen saya bersama dia tidak banyak, akhirnya saya mencoba mengamati Mas List sebagai objek pengamatan seadanya saya. Mas List terpilih menjadi kandidat dari objek pengamatan seadanya saya, karena Mas List juga dipandang sebagai seniman di kampung saya.

..........

Perlahan-lahan saya mulai mengingat kejadian-kejadian yang telah berlalu, terutama kejadian-kejadian tentang Mas List, dari Mas List yang berupaya menampung bibit pemusik berbakat, kejadian ketika Mas List dikontrak Pak Lurah untuk membuat musik, berkolaborasi dengan Nina yang merupakan influencer ternama di kampung saya, dan bekerja sama dengan Mas Elon dan Mas Payman membentuk Ruang X.

Dari runtutan kejadian yang terjadi, hanya ada satu kejadian dimana Mas List diposisikan sebagai seorang seniman, yaitu ketika diminta oleh Pak Lurah untuk membuat musik yang akan digunakan sebagai iringan dalam video penyuluhan desa. Sisanya apa yang dilakukan Mas List adalah bekerja sama dengan Nina untuk mencoba distribusi musik baru dan upaya membuka ruang-ruang baru untuk talenta-talenta berbakat yang dia temukan.

Melalui hasil pengamatan saya yang sederhana ini, sejujurnya terlalu terburu-buru untuk menjustifikasi Mas List, apakah dia memang benar seniman atau hanyalah pekerja seni. Yang saya lihat adalah Mas List lebih sering melakukan kegiatan yang dia senangi, seperti berkumpul, bermain musik bersama, dan membuat karya musik. Saya juga tidak melihat tendensi Mas List melakukan sesuatu untuk dianggap sebagai seniman, namun ada satu hal yang mungkin perlu saya garis bawahi, yaitu Mas List adalah orang kaya sejak lahir. 

..........

Mungkin ini yang membedakan, keadaan Mas List sangat mendukung dirinya untuk ‘berpikir ke tahap selanjutnya’, karena hal-hal mendasar yang diperlukan Mas List sudah terpenuhi yaitu ekonomi.

Apa yang dimaksud dengan mendukung untuk ‘berpikir ke tahap selanjutnya’, yaitu ketika (dalam konteks kampung saya) orang-orang sudah tidak memikirkan lagi kebutuhan dasar seperti makan, bayar sekolah anak, beli baju, bayar cicilan rumah, dll. Saya percaya ketika kebutuhan dasar seseorang terpenuhi, maka seseorang tersebut akan naik sampai pada suatu tingkat untuk menghargai banyak hal dan mencoba mengaktualisasi dirinya. 

Banyak hal yang harus dicerna lagi sebenarnya, tapi karena hari sudah gelap dan pada malam minggu ini saya ada janjian untuk nongkrong di warung kopi, maka saya akhiri dulu kegiatan ngopi sore di depan rumah ini….

BACA JUGA : PENGALAMAN RASA

Abstraksi Magazine ini memuat wawasan mendasar tentang pelaku-pelaku musik, khususnya pendengar dan pemain musik, serta hal-hal yang mereka lakukan dalam kegiatan musikal.

Dukung kami untuk menghasilkan konten-konten berbasis pengetahuan yang berkualitas.

Abstraksi musik adalah start-up media musik yang berfokus pada pemberdayaan dan pengembangan ekosistem musik di Indonesia.

Download

Follow Abstraksi

© Abstraksi Musik.