3 LANGKAH MEMBENTUK EKSPRESI MUSIKAL. Musik sarat dengan ekspresi. Tanpa ekspresi, maka ketika mendengar musik akan terasa “ada yang kurang”.
Lantas,,,
Ekspresi Musikal, Apakah itu . . . ???
Sementara ini kita merujuknya sebagai segala hasil upaya musisi yang terdengar dan ditampilkan ketika mereka memainkan musik.
Lantas, di antara musisi sendiri (yang masih belajar), barangkali akan ada yang penasaran tentang apa yang harus dilakukan agar ekspresi ini bisa terbentuk dan sampai pada para penonton?
Dalam pentas musik setidaknya ada 2 macam ekspresi. Yang pertama ekspresi bunyi musikal, yang ke dua ekspresi gestural. Kali ini kita akan fokus pada ekspresi yang pertama.
Berikut ini beberapa langkah yang mesti diperhatikan dalam membentuk ekspresi musikal (di luar persoalan teknis).
BACA JUGA : EKSPRESI MUSIKAL DAN CELAH KREATIF MUSISI
Khususnya dalam musik seni tradisi Barat, tiap repertoar yang dimainkan berasal dari konteks periode musik yang berbeda-beda. Katakanlah mulai dari Barok, Klasik, Romantik, dan Modern.
Tiap periode mempunyai kecenderungan estetis yang berbeda. Yang dimaksud kecenderungan estetis di sini merujuk pada cara sebagaian besar musisi memainkan musiknya di jamannya masing-masing.
Tentunya hal itu berkaitan dengan ide komunal masyarakat di masing-masing zaman tentang seperti apa bunyi musik yang baik itu. Meskipun di sisi lain bagi sebagian musisi ahli, hal ini sudah tidak menjadi sesuatu yang penting lagi.
Berkaitan dengan hal tersebut, para musisi dari zaman sekarang yang memainkan repertoar dari masa lalu perlu mengetahui sedikitnya tentang kecederungan estetis yang ada pada era masing-masing. Tujuannya untuk bermain sedikit mirip dengan cara musisi pada jaman masing-masing dalam memainkan musik.
Untuk itu, maka mebuka sedikit catatan-caratan sejarah diperlukan. Tentunya yang berkaitan dengan cara memainkan musik.
Misalnya, kecenderungan-kecenderungan memainkan musik polifoni era Barok.
Dalam memainkan musik polifoni Barok, apa saja yang perlu diperhatikan. Tentunya sekarang sudah banyak tersedia catatan-catatan yang bisa membantumu menerangkan hal tersebut.
Pelajari beberapa informasi tentang itu dan cobalah diterapkan pada repertoar Barok yang banyak menggunakan konsep polifoni tersebut.
Bisa juga dengan menelusuri lebih dalam mengenai komponis Barok yang menciptakan repertoar itu. Kamu bisa mempelajari ide musikal apa saja yang ia gunakan ketika menyusun repertoar yang hendak kamu mainkan.
Jika kamu bisa mengetahui alasan apa dan mengapa ia menggunakan konsep tersebut, maka kamu akan mendapat gambaran bagaimana setidaknya repertoar itu harus kamu mainkan.
Misalnya apakah dengan menonjolkan efek polifoni-nya, apakah dengan memainkan tema yang sering diulang secara konsisiten, ataukah ada figur bass yang ternyata penting dan harus dimainkan dengan artikulasi yang jelas, dan seterusnya.
Semakin banyak informasi yang kamu dapatkan terkait hal-hal yang bisa mempengaruhi cara memainkan, maka akan semakin dekat kamu dalam memainkan musik tersebut menurut konteks periode atau zamannya.
BACA JUGA : BAHASA MUSIK DAN MACAM-MACAMNYA
Struktur musik penting dipelajari, alasannya karena dengan mengerti struktur maka seorang musisi bisa memahami ide-ide musikal yang digunakan dalam musik tersebut. Sehingga harapannya musisi bisa memainkan seturut dengan apa yang diinginkan komponis yang membuatnya.
Frase musikal adalah salah satu contoh hal yang bisa diketahui dengan mempelajari struktur musik.
Di dalam sebuah frase ada motif-motif yang menyusun, dengan pengembangan yang bervariasi. Frase satu kemudian disusul dengan frase yang lain hingga membentuk bagian yang lebih besar.
Dari hal tersebut, kita ditunjukan bahwa setiap nada selalu berhubungan antara yang satu dengan yang lain.
Oleh karena alasan inilah, semua musisi yang sedang belajar biasanya akan sering sekali diingatkan oleh guru mereka untuk tidak menyia-nyiakan satu not pun dari repertoar yang mereka mainkan.
Tidak ada satu not pun yang ditulis oleh komponis tanpa maksud. Satu sama lain saling behubungan, sehingga banyak orang juga mengatakan kalau setiap not itu selalu memiliki arah (tujuan).
“Every not has its own direction”
Apakah untuk memulai, mengantar, mengakhiri sebuah fragmen musik (motif, frase, dst). Dan masing-masing harus dibunyikan menurut kesesuaiannya dengan hal itu. Sehingga tidak ada satu not pun yang hanya asal lewat atau asal bunyi layaknya software score writer.
BACA JUGA : CARA MENGANALISA MUSIK KETIKA MENDENGARKAN
Dengan mengetahui berbagai hal tentang repertoar yang akan dimainkan, tentu melalui beberapa langkah sebelumnya di atas, maka akan diperoleh beberapa kemungkinan cara memainkan.
Sehingga langkah selanjutnya adalah mengujicobakan semua kemungkinan tersebut (kalau memang perlu), untuk mendapat ekspresi bunyi yang dirasa paling sesuai.
Dari proses sebelumnya juga ditambah uji coba membunyikan tiap-tiap not, pemain akan lebih mengenali karakter bunyi not dan memahami kesalinghubungan fragmen nada yang satu dengan yang lain.
Dari situlah, pemain kemudian bisa mengasosiasikan karakter ekstramusikal dari bunyi yang mereka mainkan. Asosiasi ekstramusikal (misalnya karakter emosi, suasana, tensi, dan seterusnya) bisa digunakan untuk membantu pemain dalam memutuskan bunyi seperti apa yang cocok untuk diterapkan pada rangkaian not.
Apakah dengan crescendo-decrescendo, volume yang besar atau kecil, dengan warna suara yang lembut atau tajam, dengan tempo yang cepat atau lambat, gradasi dinamik dan tempo, dan seterusnya.
Tentu bisa lebih dari satu macam pengaturan. Dengan asosiasi yang dirasa paling cocok oleh pemain, melalui beberapa kali percobaan mereka akan menemukan penerapan ekspresi bunyi yang bisa dianggap paling sesuai.
Panduan ini memuat wawasan mendasar tentang latihan beserta langkah-langkah penerapan cara berlatih yang efisien dan efektif untuk memperoleh keterampilan musikal yang optimal.
Dukung kami untuk menghasilkan konten-konten berbasis pengetahuan yang berkualitas.