3 KOMPONIS ASIA YANG HARUS KAMU TAHU

3 KOMPONIS ASIA YANG HARUS KAMU TAHU. Perkembangan musik klasik tidak hanya berada di Eropa dan Amerika, tetapi juga di Asia. Sejak awal abad keduapuluh, banyak komponis-komponis Asia memberikan kontribusinya dalam bidang musik dan memberi inovasi-inovasi yang sangat berharga untuk peradaban musik selanjutnya. Walaupun Komponis-komponis tersebut mempunyai dasar komposisi musik barat, tetapi mereka dapat mengelaborasi musik-musik tradisi dari negara mereka berasal.

Awal Mula

Banyak para peneliti musik mengatakan perkembangan musik diawal abad keduapuluh mencapai tahap yang dinamakan Inovasi. Setiap komponis dari berbagai negara mencari identitas dari dari masing-masing wilayah geografisnya untuk menjadi dasar material proses pembuatan karyanya.

Pada tahap ini komponis dari berbagai wilayah selain dari Eropa barat muncul dan saling berinteraksi dengan komponis satu dengan yang lainnya.

Rata-rata komponis-komponis selain komponis diwilayah Eropa barat mempunyai pendidikan musik klasik dinegaranya dan juga mempelajari musik klasik dan komposisi di Eropa dan Amerika.

Setelah mereka mempunyai pemahaman mengenai teknik-teknik komposisi musik barat mereka meleburkan hal tersebut dengan sumber-sumber musik tradisi mereka. Penggabungan teknik komposisi musik barat dengan sumber-sumber materi musik barat mempunyai ciri khas yang unik dan juga inovatif pada zaman tersebut.

Dan juga situasi tersebut didukung dengan semangat Modern musik yang mencari beberapa kemungkinan lain dari teknik dan materi-materi baru.

Komponis Pelopor

Komponis-komponis Asia ini adalah Isang Yun (Korea), Tōru Takemitsu (Jepang), dan Chou Wen Chung (China). Mereka dapat dikatakan adalah pelopor-pelopor musik garda depan Asia yang memberikan kontribusi untuk perkembangan musik Asia setelahnya.

Pada Blog ini kita akan membahas sekilas mengenai Latar belakang kehidupannya dan Komposisi Musik dari mereka

Isang Yun

Isang Yun (17 September 1917 – 3 November 1995), Adalah Komponis yang lahir di Korea, berkarir hingga akhir hayatnya di Jerman.

Yun pertama kali mempelajari Instrumen musik adalah Biolin pada umur 13 tahun dan melanjutkan belajar musik di Osaka Jepang dengan mempeljari Cello, Teori musik dan Komposisi musik di Osaka College of Music.

Setelah menamatkan belajarnya di Jepang Isang Yun kembali ke Korea dan menjadi pengajar musik di Seoul National University.

Isang Yun melanjutkan belajar Komposisi di Eropa pada Paris Conservatory dan Musikhochschule Berlin. Set Di Eropa Isang Yun aktif dalam mengikuti Workshop dan Kursus-kursus komposisi.

Setelah melewati serangkaian belajarnya Isang Yun kemudian menjadi pengajar pada Hochschule für Musik, Theater und Medien Hannover (1969–71) dan Hochschule der Künste in West Berlin (1977–85).

Karya-karya Isang Yun Awalnya banyak menggabungkan unsur-unsur musik Korea dengan teknik Komposisi Avant Garde dan Kemudian Mengembangkan beberapa teknik komposisi baru berdasarkan Instrumen-instrumen tradisi Korea yaitu Hauppton Technique.

Teknik Hauppton dapat didengarkan pada kaya GARAK for Flute and Piano.

Tōru Takemitsu

Tōru Takemitsu lahir di Jepang (October 8, 1930 – February 20, 1996).

Takemitsu adalah Komponis otodidak, hampir semua materi dan pelajaran komposisi musik barat dia pelajari sendiri. Takemitsu pertama kali secara sadar mendengarkan musik sewaktu dia berada di camp Militer Jepang dan mendengarkan Lagu Prancis yang berjudul Parlez-moi d’amour.

Inovasi Karya-karya Takemitsu terdapat pada peleburan Instrumentasi dan pencampuran warna suara yang menghasil orkestrasi yang berbeda.

Menggabungkan unsur-unsur tradisi Jepang, Silence dan konsep-konsep filosofi menjadi dasar dari setiap karyanya.

Takemitsu bertemu dengan Pierre Schaeffer yang merupakan pionir dari musique concrète dan dari pertemuan itu Takemitsu menemukan pernyataan ide dalam teknologi musik elektronik yaitu “bring noise into tempered musical tones inside a busy small tube.”

Takemitsu mendapatkan reputasi Internationalnya ketika karya-karyanya diakui sebagai karya-karya utama musik Avant Garde, juga dimana dia telah mendirikan beberapa komunitas musik-musik Kontemporer.

Dapat dikatakan Takemitsu telah berhasil menggabungkan unsur-unsur musik dan filosofis Jepang dengan teknik-teknik musik barat dan menghasilkan nuansa yang khas dengan percampuran warna suara dan orkestrasi yang khas.

Ciri-ciri tersebut dapat didengarkan pada karya Rain Spell dengan menggunakan Instrumentasi barat, tetapi mempunyai nuansa Jepang yang khas.

Chou Wen-chung

Chou Wen-Chung lahir di China (July 28, 1923 – October 25, 2019).

Chou Wen-Chung mendapatkan pendidikan Komposisinya formalnya setelah dia migrasi ke Amerika Serikat pada tahun 1946. Dan mendapatkan pendidikan Komposisi di New England Conservatory dan Columbia University.

Pada awalnya Chou tertarik pada dunia Arsitektur dan mempelajari disiplin tersebut di China. Alasan memilih Arsitektur karena arsitektur menggabungkan antara seni dan sains.

Saat perang dunia kedua, Chou tidak dapat melanjutkan studi arsitekturnya dan mempelajari musik secara otodidak dengan membaca beberapa literatur mengenai peradaban dunia barat.

Menurut Nicolas Slonimsky, Chou adalah salah satu orang pertama yang menggabungkan ritme-ritme musik China terhadap teknik-teknik musik barat secara otentik.

Pada awal karirnya sebagai Komponis, Chou menggabungkan unsur-unsur puisi China sebagai sumber eksternal filosofinya dan materi-materi melodi musik daerah China.

Kemudian periode selanjutnya Chou menerapkan Filosofi I Ching dalam setiap proses berkaryanya. Dari filosofi tersebut mendeskripsikan semua kejadian yang berada di alam semesta, termasuk Fenomena alam, Kemanusiaan dan yin yang.

Karya yang mewakili unsur-unsur tersebut terdapat pada karya LANDSCAPE for Orchestra.

Pencarian Identitas Musik

Setelah kita mengenal karya-karya dari pelopor karya-karya musik baru dari komponis Asia tersebut. Kita dapat tarik kesimpulan bahwa pencarian dasar mengenai Identitas musik adalah suatu hal yang penting.

Dikarenakan untuk mencapai kemajuan dan inovasi, Komponis harus mempunyai dasar pijakan yang kuat terhadap budaya yang dia hidupi.

Dari sini kita melihat bahwa musik sangat luas sekaligus sangat personal. Mengapresiasi dan juga mempelajari karya-karya musik terdahulu merupakan suatu keharusan bagi siapa saja untuk memperluas khasanah apresiasi musik.

untuk teman-teman semua agar mengapresiasi dan mendengarkan musik lebih mudah teman-teman dapat mengunduh E-Magazine Abstraksi Musik : MACAM-MACAM MENDENGARKAN, EKSPRESI DAN KREATIVITAS DALAM MUSIK

Worksheet ini bertujuan untuk membantu kita agar lebih peka terhadap element-element utama musik ketika kita mendengarkan musik.

Dukung kami untuk menghasilkan konten-konten berbasis pengetahuan yang berkualitas.

Abstraksi musik adalah start-up media musik yang berfokus pada pemberdayaan dan pengembangan ekosistem musik di Indonesia.

Download

Follow Abstraksi

© Abstraksi Musik.