Kompetisi Gitar Valerio. Apakah yang sebenarnya menjadi niat musisi ketika mereka mengikuti sebuah kompetisi? Apakah hanya mengincar hadiah? Selain mendapat hadiah kompetisi, ada juga manfaat lain yang nilainya justru melebihi hadiah semata. Beberapa manfaat itulah yang sejatinya menjadi tujuan dari penyelenggaraan kompetisi Valerio.
Mulai terhitung sejak tahun 2013, genap sudah untuk kedelapan kalinya Valerio mengadakan kompetisi gitar di tahun 2020 ini.
Menyesuaikan keadaan yang masih terdampak covid-19, Valerio kali ini mengadakan kompetisi secara virtual dengan tajuk:
“8’th Valerio National Virtual Guitar Festival 2020”.
Kompetisi tersebut masih berlangsung, dari tanggal 6 Desember kemarin hingga nanti tanggal 13 Desember 2020.
Dalam kompetisi tersebut terdapat tiga kategori kelas. Di antaranya:
Pada hari Minggu 6 Desember 2020, “8’th Valerio National Virtual Guitar Festival 2020” diawali dengan babak penyisihan Open Category.
Diikuti oleh peserta sebanyak 12 orang dari berbagai tempat dengan umur yang tidak dibatasi.
Kemudian dari babak penyisihan dipilihlah 4 orang peserta untuk memperebutkan juara 1, 2, dan 3.
Empat orang tersebut di antaranya adalah:
Sedangkan Junior Category dilaksanakan pada Selasa 8 Desember 2020.
Kategori ini dibuat untuk peserta kompetisi dengan umur di bawah 17 tahun.
Tanpa melalui babak penyisihan, pada hari terakhir 13 Desember nanti akan diumumkan juara 1, 2, dan 3 dari 15 orang peserta Junior Category.
Kategori terakhir, yakni Over 40`s, dilaksanakan pada hari Kamis 10 Desember 2020.
Sama seperti Junior Category, kategori Over 40`s tidak ada babak penyisihan dan juara akan diumumkan pada 13 Desember 2020 mendatang.
Semua kompetisi ditampilkan secara virtual melalui kanal youtube Valerio Guitar Festival.
Memang cukup disayangkan, kompetisi gitar Valerio tahun ini hanya berskala nasional.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang sudah berskala internasional.
Berkaitan dengan hal ini, Pius Gracio Anton selaku penyelenggara kompetisi menjelaskan kalau perubahan skala disebabkan karena masih menyesuaikan dengan kondisi pandemi covid-19.
Namun, penyelenggaraan kompetisi sebanyak delapan kali berturut-turut tiap tahun bukanlah perjalanan yang mudah.
Dari awal penyelenggaraan yang berskala nasional, hingga menjadi kompetisi skala internasional adalah sebuah perjalanan panjang dari keinginan dan harapan Pius, pemilik brand gitar custom Valerio ini.
“Memang di awal penyelenggaraan kompetisi gitar Valerio masih nasional. Tapi dari situ kita menjalin kerjasama dengan juri dan penyelenggara kompetisi gitar dari luar negri. Dari situlah kompetisi gitar internasional Valerio bisa terjadi”, Terang Pius.
Sebelum era new normal, kompetisi gitar Valerio selalu diselenggarakan di Yogyakarta.
Yogyakarta ditetapkan sebagai tempat berlangsungnya kompetisi karena ia merasa kalau begitu banyak gitaris klasik di Yogyakarta, tetapi sangat jarang ada kompetisi.
“Jadi daripada saya bikin di Jakarta nanti banyak orang harus keluar banyak uang, lebih baik sekalian saya bikin di Jogja.”
Berdasarkan pengalaman Pius menyelenggarakan dan melihat banyak kompetisi gitar di luar negri, peserta dalam negri sebenarnya punya potensi untuk bersaing di luar.
Hanya saja, ada beberapa hal yang menurutnya membuat peserta dalam negri sulit berkembang.
Misalnya karena alat yang tidak memadai dan perlunya guru yang bagus.
“Skillnya sudah oke, cuma butuh guru yang bagus. Dia cuma bisa main skill tapi musiknya ngga ada. Tapi beberapa ada lah, bagus, sudah berkembang. Mereka mau keluar uang untuk cari guru bagus.”
Karena itulah, menurut Pius, kompetisi skala internasional seperti kompetisi Valerio ini penting.
Baginya, mereka yang belajar gitar dengan sungguh-sungguh mesti ikut kompetisi semacam ini.
Karena dari situ mereka bisa mendapat pengalaman, menjalin pertemanan dengan peserta dan juri dari luar negri. Dari situ pula mereka bisa berkaca, mencari informasi dan juga ilmu.
“Valerio ini penting buat evaluasi, buat cambuk, buat cermin para gitaris di sini, udah sampai mana keterampilan kita. Mau juara di negara lain, ya juara di Valerio dulu. Elu punya skill, punya mental, barulah elu ikutan di luar.”
Jadi, salah satu tujuan dari kompetisi gitar yang diadakan Valerio ini adalah untuk membuka jalan bagi mereka yang ingin belajar serius dan bersaing di luar.
BACA JUGA : MENGATASI DEMAM PANGGUNG
Untuk mendorong perkembangan skill dan kualitas gitaris dalam negri, Pius juga melakukan kerjasama dengan juri dan penyelenggara kompetisi dari luar negri. Seperti Taiwan, Malaysia, Thailand, dan Vietnam.
Misalnya, penyetaraan standar penilaian juri dan mempermudah akses mengikuti kompetisi di negara partner kerjasama.
Konkretnya, juara terpilih kompetisi Valerio secara otomatis akan menjadi finalis jika mengikuti kompetisi di negara lain yang bekerjasama dengan Valerio.
Karena itulah aturan, kriteria, dan cara penilaian juga mesti disetarakan dengan yang di luar.
Supaya juara terpilih dari kompetisi Valerio memang layak dan kemampuannya setara dengan peserta dari negara lain.
“Levelnya sederajat. Kalo udah juara di sini, di tempat lain juga kemungkinan juaranya besar. Contohnya si Manni Wu kemaren.”
Untuk itu, Pius menginginkan penjurian yang benar-benar objektif. Karena ia menyadari mereka yang datang menjadi peserta telah banyak mengeluarkan uang yang tidak sedikit.
Begitu juga dengan waktu, tenaga, pikiran yang dicurahkan untuk berlatih dengan keras.
“Ga boleh ada berat sebelah. Saya ga pernah ikut campur keputusan juri. Saya mau penilaian benar-benar objektif. Karena semua datang ke sini latihan setengah mati, habisin duit banyak. Jadi ga bisa sembarangan”
BACA JUGA : CARA BERLATIH MUSIK YANG EFEKTIF
Seperti yang diakui Pius, kompetisi seharusnya tidak hanya disempitkan maknanya sebatas perkara menang dan kalah.
Tetapi sebuah proses terkait:
Dalam hal keterampilan, kompetisi menyediakan tempat bagi musisi untuk melihat sejauh apa keterampilan yang sudah mereka capai.
Misalnya dengan membandingkan keterampilan mereka dengan pererta lain dengan kemampuan yang tinggi.
Selain itu, kompetisi memungkinkan bertemunya musisi (baik peserta lain atau juri) dari berbagai tempat dan dapat saling bertukar pengetahuan tentang musik.
Dari peluang yang disediakan kompetisi inilah, peserta bisa kemudian mengetahui sejauh apa mereka mesti mengembangkan dirinya lagi.
Sedangkan sebagai gerbang karir musisi, kompetisi membuka kesempatan musisi membangun *track record-*nya. Yaitu dengan mengukir prestasi dalam kompetisi.
Dari prestasi yang diukir dalam kompetisi demi kompetisi, nasional hingga internasional, dari situlah kepercayaan dan pembuktian kualitas diwujudkan.
Dua hal itu yang menjadi kunci penting bagi musisi dalam membangun karirnya.
Tentu saja proses ini adalah perjalanan yang tidak mudah. Pengalaman Pius sendiri sebagai penyelenggara dan pengamat kompetisi mengatakan hal yang sama.
Banyak sekali sumber daya yang mesti dikeluarkan para peserta untuk mencapai semua itu.
Mulai dari finansial untuk mendapat pendidikan yang baik dan alat yang memadai, hingga waktu, pikiran, dan tenaga yang dicurahkan untuk membangun keterampilan yang tinggi.
Namun dari situlah Pius dan kita semua bisa berharap hadirnya kompetisi dapat menjadi suatu pendorong kemajuan bagi perkembangan kualitas musisi dalam negri.
Nah, bagi kalian yang juga ingin mengikuti proses-proses pengembangan diri seperti halnya kompetisi, kalian bisa memulainya dengan persiapan secara mandiri terlebih dahulu.
Salah satunya dengan mencari informasi dan pengetahuan bermanfaat untuk meningkatkan kualitas musikal kalian.
Salah satunya bisa kalian dapatkan di kanal TIPS & TRICK di website kami abstraksimusik.com.
Di sana akan ada banyak tips-tips dan informasi yang bisa menjadi modal kalian dalam mengembangkan keterampilan musikal.
Jadi ikuti terus update-update dari kami dan ikuti semua sosmed kami untuk mendapatkan notifikasinya ya.
Twitter Abstraksi Musik
Panduan ini memuat wawasan mendasar tentang latihan beserta langkah-langkah penerapan cara berlatih yang efisien dan efektif untuk memperoleh keterampilan musikal yang optimal.
Dukung kami untuk menghasilkan konten-konten berbasis pengetahuan yang berkualitas.