BAGAIMANA MENYIAPKAN KONSER: MENYUSUN PROGRAM. Bagi para musisi, konser atau pentas adalah kegiatan yang sudah pasti dilakukan.
Karena, konser merupakan cara musisi mengaktualisasikan dirinya sebagai musisi. Melalui konser tersebut musisi menampilkan hasil dan proses musikal yang telah dilakukan selama jangka waktu tertentu.
Tetapi, konser sendiri tidak hanya berurusan dengan musik apa saja yang akan dimainkan. Ada banyak hal di luar musik sendiri yang ikut terlibat dan juga menentukan kesuksesan sebuah konser.
Berbeda dengan musisi profesional yang selalu siap baik dalam hal musik maupun non musik, banyak musisi tingkat student belum berpengalaman dalam menyiapkan keduanya ini.
Misalnya, ketika seorang musisi tingkat student hendak mengadakan konser, yang ada dibenaknya hanyalah fokus dengan latihan kemudian konser.
Padahal, mengadakan sebuah konser jauh lebih banyak melibatkan kerja selain hanya latihan dan konser saja. Sebagai gambaran singkat, proses pengadaan konser setidaknya melibatkan tiga tahap. Mulai dari tahap perencanaan, produksi, dan pos produksi.
Sebagai permulaan, di bawah ini kita akan sedikit menyinggung hal-hal yang harus disiapkan seorang musisi student dalam tahap perencanaan, khususnya dalam penyusunan program.
Ketika menentukan repertoar apa saja yang akan dimainkan dalam konser, tema diperlukan untuk menjadi guide line dalam memilih repertoar. Gunanya tema adalah untuk memberikan kesan kuat tentang musik apa yang dimainkan.
Meskipun terlihat tidak penting, tema ini akan membuat repertoar yang disusun tampak saling berhubungan dan memberikan kesan tertentu yang khas bagi audiens.
Beberapa tema yang bisa digunakan misalnya:
Karakter ini merujuk pada kesan apa yang ingin ditonjolkan dalam keseluruhan program sesuai personality musisi. Apakah ingin menonjolkan emosi atau mood tertentu. Apakah ingin menonjolkan kesan “virtuos” atau ekspresif.
Beberapa hal di atas bisa disesuaikan berdasarkan keinginan musisi sendiri. Yang paling baik, tentunya disesuaikan dengan kelebihan masing-masing musisi. Karena itulah, seringkali banyak yang mengatakan:
“Musisi harus jeli dalam melihat kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya”.
Hindari cara penyusunan program yang hanya didasarkan pada kesukaan pribadi saja. Tempat di mana konser diadakan akan menentukan kriteria penonton yang akan mononton.
Misalnya, jika konser akan diadakan di kampus musik, tidak ada salahnya kita membuat program yang seluruhnya tersusun dari repertoar “standar” musik klasik.
Tetapi, jika konser diadakan di rumah-rumah seni/budaya, maka kemungkinan kriteria penonton akan lebih variatif. Ada yang sudah familiar dengan repertoar musik klasik, juga ada yang tidak.
Karena itu, lebih baik program yang disusun juga mengantisipasi adanya variasi audiens ini.
Sebuah program akan lebih baik jika tersusun dari repertoar utama dan diselingi repertoar sekunder yang bobotnya lebih ringan. Repertoar utama adalah repertoar yang memiliki durasi panjang, kira-kira antara 15-20 menit, bisa berupa satu judul repertoar yang terdiri dari beberapa bagian. Misalnya:
Bach – Violin Sonata No. 1 in G minor, BWV 1001 (Adagio, Fugue, Siciliano, dan Presto)
Sedangkan, repertoar sekunder adalah repertoar berupa karya-karya pendek, berdurasi kurang dari 10 menit. Repertoar sekunder ini bisa berfungsi sebagai semacam strategi “relaksasi”. Sehingga, konsentrasi musisi maupun pendengar tidak terkuras habis dan bisa mengikuti repertoar berikutnya dengan nyaman.
Ketika menyusun repertoar, ada baiknya juga mempertimbangkan kontras antara repertoar yang satu dengan lainnya. Karena, dengan adanya kontras, sensibilitas pendengar akan terus terstimulus.
Sehingga, perhatian mereka akan terus tertuju pada pentas dengan rasa penasaran yang sama.
Kontras biasanya bisa dibedakan berdasarkan:
18 Oktober 2020
Worksheet ini bertujuan untuk membantu kita agar lebih peka terhadap element-element utama musik ketika kita mendengarkan musik.
Dukung kami untuk menghasilkan konten-konten berbasis pengetahuan yang berkualitas.